Andaikata hal ini terjadi, seorang ibu ada baiknya berbesar hati untuk meminta maaf, sehingga tidak menimbulkan sakit hati dan rasa kecewa pada anak. Sakit hati dan rasa kecewa pada anak yang tidak segera diselesaikan, dikhawatirkan akan membekas di hatinya dan terbawa hingga anak dewasa.
Prinsip ini pula yang berusaha saya pegang hingga hari ini. Bahwa saya masih manusia, bukan malaikat.
Pikiran dan tindakan saya bisa saja salah dan melukai hati anak saya. Untuk itu, saya tidak akan segan mengakui kesalahan dan meminta maaf padanya. Biasanya saya akan segera memeluknya dan dibalas dengan anak saya memeluk erat kembali ibunya.
Mendidik dan mengajarkan dengan memberi contoh
Untuk hal-hal yang baik, saya selalu berusaha memberi contoh dengan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.Â
Dalam hal kerohanian misalnya. Karena saya ingin anak saya rajin berdoa dan mau membaca Kita Suci setiap hari, selain memintanya untuk melakukan hal tersebut, saya pun mencontohkan, dengan rutin berdoa dan membaca Kitab Suci setiap hari pula.
Hasilnya kini, setiap pagi setelah bangun tidur dan malam sesaat sebelum tidur, dia rutin berdoa dan membaca Kitab Suci, tanpa perlu diperintah lagi.
Begitu pula dalam hal membuang sampah. Saat sedang berada di luar rumah atau kala rekreasi misalnya, saya selalu berusaha memberi contoh dengan bertanggungjawab pada sampah yang kami hasilkan selama kegiatan tersebut, serta tidak membuangnya di sembarang tempat. Alhasil, anak saya selalu mengikuti cara saya. Mengumpulkan sampah bekas makannya seperti bungkus es krim atau roti, dan akan membuangnya setelah menemukan tempat sampah.
Menjadi ibu yang bertugas mendidik dan membesarkan anak-anak merupakan proses belajar seumur hidup. Tugas, peran dan tanggung jawab ibu cukup berat dan berarti. Melalui ibu anak bisa belajar banyak hal, yang nantinya akan sangat berperan dalam pembentukan karakter, pola pikir dan perilaku anak.
Untuk itu, penting bagi para ibu untuk terus mengisi kehidupannya, hati dan pikirannya, serta perbendaharaan ilmu mendidik dan membesarkan anak, dengan bacaan, tontonan, dan pendengaran akan nilai-nilai hidup atau hal-hal yang positif.
Dengan selalu memenuhi perbendaharaan hati dan pikiran ibu dengan nutrisi dari nilai-nilai hidup yang positif, diharapkan hanya hal-hal baik dan positif pula yang akan diserap dan dipelajari anak-anak dari ibunda mereka.