Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suami Kena PHK, Saya Hanya Ibu Rumah Tangga dan Punya Bayi Usia 18 Bulan

14 Oktober 2020   17:49 Diperbarui: 16 Oktober 2020   05:28 4767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suami di PHK (Sumber : Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak hal yang menjadi pelajaran bagi saya dan suami setelah mengalami kejadian ini. 

Jangan mengeluh, selalu bersyukur

Tatkala mengalami badai kehidupan, jangan pernah mengeluh, apalagi bersungut-sungut. Selalu bersyukur atas sekecil apapun rahmat dari Sang Pencipta.

Kita tidak pernah tahu apa rencana Tuhan di balik badai itu. Mungkin kita merasa dicabut dari zona nyaman kita dan dilempar ke tempat yang tidak kita kenal sebelumnya. Namun yang sebenarnya mungkin saja ini cara Tuhan iuntuk menempatkan kita di zona yang jauh lebih nyaman dari sebelumnya. 

Itu pula yang saya dan suami rasakan. Satu hal yang pasti, kami sangat bersyukur. Karena dengan di PHK dari tempat kerja yang lama, suami justru mendapat pekerjaan yang lebih baik, di tempat yang lebih baik, dan dengan penghasilan yang juga lebih baik dari sebelumnya. Sungguh hikmah tak terkira.

Suami istri bergandengan tangan

Suami dan istri harus berpegangan dan bergandengan tangan. Jangan saling menyalahkan, jangan saling tuding. Hadapi badai bersama-sama. Saling mendukung, saling menghibur, dan saling menguatkan. Jangan pula berpikir untuk berpisah, jangaaaan!!!

Alih-alih menyelesaikan masalah, bercerai hanya akan menciptakan masalah baru.

Tetap semangat dan terus berjuang

Anggap saja setiap masalah adalah ujian bagi kita. Melalui masalah kita dilatih untuk mampu survive dalam segala keadaan. Melalui masalah pula kita dibentuk untuk menjadi pribadi yang kuat, tangguh, tidak cengeng, dan tidak mudah putus asa. Dan melalui masalah pula, yang terutama kita akan semakin dekat dan semakin berserah pada Tuhan Sang Pemilik Semesta.

Akhir kata, hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan hanya dengan meratapi nasib. Bangkit dari keterpurukan, kembali bersemangat, jangan lewatkan setiap kesempatan, dan terus berjuang. Percaya, bahwa tidak ada perjuangan yang berakhir sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun