Bukan hanya individu dan keluarganya yang harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Sebaiknya semua bidang yang berkaitan dengan kepentingan umum wajib melakukannya dengan benar.
Sekali waktu di hari Sabtu saya dan suami berbelanja di sebuah supermarket di dekat tempat tinggal kami. Supermarket ini terkenal dengan barang-barangnya yang lengkap dan harganya yang murah. Alhasil nyaris tak pernah sepi pengunjung.
Karena kebetulan akhir pekan, saat itu jumlah pengunjungnya membludak, sehingga terjadi penumpukan pengunjung hampir di semua sisi di dalam supermarket. Memang ada peringatan setiap beberapa menit yang disampaikan oleh pihak pengelola melalui pengeras suara agar pengunjung tidak bertumpuk di satu titik, dan saling menjaga jarak.
Akan tetapi, pihak pengelola tidak membatasi jumlah pengunjung yang masuk. Saya perhatikan petugas di depan pintu masuk terus saja memperbolehkan pengunjung baru untuk masuk, sementara jumlah pengunjung di dalam sudah cukup padat.
Saya khawatir, protokol kesehatan yang dijalankan sekadar formalitas.
Dengan adanya penetapan PSBB kembali, besar harapan, semua pihak dapat mengambil hikmah untuk semakin memperketat protokol kesehatan.
Pemerintah atau para pemangku kebijakan juga bisa belajar banyak dari situasi yang telah dilewati, agar ke depannya mampu mengambiil kebijakan-kebijakan yang dapat mempercepat berakhirnya pandemi, sekaligus tetap melindungi warganya dari wabah ini.
Salam.
Referensi: Kompas.com