Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Aktivitas Rumah Tangga, Olahraga atau Bukan?

9 September 2020   08:02 Diperbarui: 9 September 2020   15:51 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber : Pexels.com/Karolina Grabowska)

Saat anak saya masuk TK, saya bergabung di sebuah sanggar senam yang mengadakan berbagai kegiatan senam berirama, mulai dari senam aerobik, zumba, pilates, body language, hingga yoga.

Meskipun bisa dilakukan sendiri di rumah, bergabung dalam kelompok olahraga atau sanggar senam lebih menyenangkan. Karena berolahraga bersama akan membuat kita lebih bersemangat.

Dengan jumlah pertemuan 3 kali dalam satu minggu, dan lamanya waktu berolahraga selama 60 menit membuat saya merasa lebih bugar.

Sayangnya, sejak pandemi, segala kegiatan sanggar senam maupun gym dihentikan, termasuk sanggar tempat saya biasa berolahraga.

Sekalipun demikian, saya tidak kehilangan akal. Banyak kanal YouTube yang menyajikan berbagai kegiatan senam aerobik. Tinggal mengikuti gerakan sang instruktur senam, keringat pun bercucuran.

Dari sekian banyak kanal senam aerobik, saya pilih dua kanal YouTube yang saya jadikan panduan untuk senam di rumah, yaitu kanal Fesya Sahara dan kanal Seger Buger. Durasi satu kali senam saya pilih antara 30-60 menit.

Melakukan aktivitas olahraga di rumah ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya bisa dilakukannya setiap hari dan bebas memilih waktunya, mau pagi atau sore hari, bebas. Selain itu, bisa mengajak suami dan anak untuk olahraga bersama.

Kekurangannya adalah hilangnya sosialisasi dengan teman-teman seperti di sanggar senam. Selain itu, karena bebas mengatur jadwal, kegiatan olahraga di rumah sering kali tidak disiplin. Terkadang selama satu minggu bisa setiap hari berolahraga. Lalu minggu berikutnya tidak sama sekali.

Untunglah suami mulai menyukai kegiatan olahraga bersama ini. Walaupun gerakannya masih kaku dan sering kali memancing tawa anak kami, namun saya tetap menyemangatinya. Suami pun semangat berolahraga bila gilirannya sedang bekerja dari rumah.

Ketika aktif mengikuti kegiatan olahraga di sanggar senam, ada saja ibu-ibu di sekolah anak saya yang membicarakannya di belakang saya.

Memang biasanya bila jadwal di hari senam, saya akan ikut suami mengantar anak kami ke sekolah. Sambil membunuh waktu menunggu berangkat ke sanggar, saya akan menunggu di sekolah, dengan telah menggunakan kostum dan sepatu olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun