Sejak remaja saya sangat menyukai olahraga, tapi bukan olahraga yang berat-berat.
Saya tidak bisa main voli, tidak bisa main basket, tidak bisa main bulu tangkis, tidak bisa juga berenang, apalagi main bola.Â
Saya menyukai kegiatan olahraga yang tidak memerlukan keahlian khusus, seperti berlari, bersepeda, dan senam aerobik. Dan yang terakhir yang paling saya sukai, yaitu senam aerobik beserta senam-senam irama lainnya seperti zumba dan senam kreasi.
Saya sangat menyukai kegiatan olah tubuh yang membutuhkan kelincahan ini. Terutama bila menghasilkan keringat yang bercucuran. Tubuh rasanya segar sekali.
Kala remaja, dimotori ibunda tercinta, saya dimasukkan dalam perkumpulan senam yang beranggotakan ibu-ibu. Padahal waktu itu saya masih kelas 2 SMP.
Tapi saya sangat senang. Berolahraga menggunakan baju senam merupakan kebanggan tersendiri kala itu. Dari sinilah awal mula saya menyukai olahraga termasuk senam aerobik.
Setelah menikah dan menjadi ibu rumah tangga, karena kesibukan rumah tangga yang padat dan melelahkan, saya baru bisa kembali berolahraga setelah anak berusia tiga tahun.
Saya sangat sadar bahwa tubuh ini perlu rutin digerakkan. Aktivitas keseharian di rumah saja tidaklah cukup.
Saya menyempatkan diri sebisa mungkin untuk melakukan latihan fisik. Dan latihan fisik yang paling gampang saya lakukan sendiri di rumah adalah senam aerobik. Kala itu saya menggunakan panduan senam dari DVD senam aerobik hasil dari berburu di toko-toko kaset.
Terkadang di hari Sabtu atau Minggu saya juga mengajak suami dan anak kami ke sebuah danau buatan yang ada di dalam sebuah kompleks perumahan di kawasan Cinere. Di sana saya dan suami biasa berlari bergantian mengelilingi danau. 10 kali putaran saja sudah sangat menguras energi.