Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Apa Sih Stimulus Perilaku Ini di Kalangan Mahasiswa?

22 Agustus 2020   08:27 Diperbarui: 22 Agustus 2020   08:47 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat gaya hidup para mahasiswa yang melakukan seks pranikah dengan bebas kala itu, saya mencatat ada tiga faktor utama yang menjadi stimulus berkembangnya fenomena tersebut.

Lemahnya pengawasan

Sependek pengetahuan saya selama beberapa tahun tinggal di sana, jarang sekali terlihat atau terdengar orangtua atau sanak saudara dari para mahasiswa tersebut yang datang mengunjuungi mereka. Baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta. Entah apa motifnya.

Mungkin saja karena kesibukan orangtua, keterbatasan biaya untuk mengunjungi anak bagi yang berasal dari luar Jakarta, atau telah memberi kepercayaan sepenuhnya kepada anak-anak mereka.

Hal ini didukung dengan tidak adanya pengawasan serta tatanan dari pihak pemilik kontrakan, juga dari aparat yang berwenang di lingkungan tersebut.

Seandainya ada pengawasan bersinambung dari orangtua, ada aturan yang jelas dan ketat dari pemilik kontrakan sebagai pengganti orangtua, juga dari perangkat wilayah, mungkin fenomena ini tidak akan tumbuh dan berkembang.

Pengaruh teman sebaya dan lingkungan

Beberapa kali saya melihat mahasiswa baru yang semula menempati kamar kontrakannya sendiri, satu atau dua tahun kemudian telah ada satu teman lawan jenis yang hidup bersama dengannya.

Teman sebaya dan lingkungan sekitar yang memiliki kehidupan yang bebas dan cenderung permisif pada perilaku seks pranikah mendorong anak-anak muda ini melakukan hal yang sama. Perilaku yang semula dianggap tidak biasa dan bertentangan dengan norma, akhirnya dipandang sebagai perkara biasa.

Saya jadi teringat satu ungkapan : Pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik.

Religius

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun