Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Punya Anak Tunggal, Terima Konsekuensinya

3 Februari 2021   14:58 Diperbarui: 3 Februari 2021   15:11 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber : Shutterstock via Kompas.com)

Mungkin ada kalanya anak bisa bermain sendiri. Namun, untuk jenis-jenis permainan tertentu, anak butuh lawan tanding. Seperti bermain ular tangga, bermain catur, bermain kartu, atau bermain bola.

Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini, dimana kegiatan di luar rumah dibatasi. Otomatis, anak hanya akan bersama orangtua, tanpa bisa bermain dengan teman-temannya di luar rumah. Seandainya si anak memiliki saudara kandung, tentu si anak memiliki teman bermain di rumah.

Bila orangtua bersikap cuek, bahkan sibuk dengan gawai, berselancar tiada henti dari satu sosmed ke sosmed lainnya, anak tentu akan sangat kesepian.

Mungkin si anak tidak akan banyak protes, karena anak belum mampu mengungkapkan protesnya dengan kata-kata. Namun, hal ini akan menjadi kenangan yang kurang menyenangkan bagi anak di masa depan.

Bukan hanya siap sebagai teman bermain, orang tua juga sebaiknya siap menjadi teman bercakap-cakap, bahkan teman curhat anak.

Mungkin anak akan mengajak orangtua bercakap-cakap perihal teman-temannya, perihal guru-gurunya di sekolah, perihal konten YouTube yang dia sukai, atau perihal apa saja. Sebagai orangtua, mari dengarkan dan layani obrolan anak, dan beri tanggapan atau pujian bila diperlukan. Niscaya anak akan senang atas perhatian dan kesediaan orangtua mendengarkan ceritanya.

Sekiranya anak sulit bercerita, orangtua bisa memancing percakapan dengan pertanyaan-pertanyaan ringan. Dengan cara seperti ini, biasanya pelan-pelan akan mengalir cerita dari anak, dan percakapan pun terjadi.

Cara ini yang sering saya lakukan, ketika si ganteng selesai dengan sekolah onlinenya, atau ketika dia asyik menonton YouTube. Saya akan memancing dengan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar kegiatan belajarnya, atau seputar kanal YouTube yang ditontonnya. Lalu mengalirlah percakapan diantara kami.

Dengan berlaku demikian, diharapkan anak tetap merasa memiliki teman di rumah, sekalipun tidak memiliki saudara kandung.

Siap menjadi guru satu-satunya di rumah

Ini bisa terjadi bila dalam satu rumah hanya terdiri dari ayah, ibu dan satu anak, tanpa anggota keluarga lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun