Mohon tunggu...
Tryas Febrian
Tryas Febrian Mohon Tunggu... Programmer - Complex

I love your writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saling Menemukan

11 September 2020   12:46 Diperbarui: 11 September 2020   16:49 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Ada lagu tentang hujan yang kita dengar berulang-ulang pada setiap perjalanan mengantarkanmu pulang. Saat itu jarak kita jauh dari sejengkal, dibungkus malu - malu dan senyuman ragu. Aku dan kamu memang sedemikian jatuh cintanya. Aku yakin Tuhan pun cemburu. Tapi tunggulah hari dimana kamu tak tampak di depan kelopak mataku, aku begitu cemasnya memikirkan siapa yang memelukmu ketika kamu sedang melemah, sedang aku di sini memeluk tubuhku sendiri.

Tiga hari kemudian menjadi dua minggu hingga menjadi satu bulan. Aku masih menunggu pesanmu yang datang sesekali, tanpa temu dan rindu. Namun takan pernah sampai ke telingamu sebab aku terlalu malu. Berharap esok hari dan bertemu sore seteduh saat kita sama-sama, walau aku tahu esok hari pun belum tentu datang. Begitulah denganmu, aku bahkan terlalu ingin berharap meski tahu pasti besar kemungkinan hanya berakhir menjadi harapan.

    Setelah beberapa lama aku melego perasaan, belakangan aku tau kamu menulis pesan bahwa kamu meninggalkan sesuatu di rumah buku sekaligus kedai kopi tempat favorit kita. Katamu itu surat kecil, surat itu kamu selipkan diantara lembar-lembar buku. Kamu hanya memberitahu judul bukunya. Selanjutnya aku segera mencari. Aku masih sering datang ke sana, sendirian. Menghabiskan sore hanya karena terlalu rindu kamu.

Jari-jari ku sibuk mencari buku satu demi satu, lama sekali. Sangat lama!

source : amazon.com
source : amazon.com
“History of Japan!”. Ah aku menemukannya!

Sayang, kamu selalu berhasil membangunkan kupu-kupu yang sedang tidur di pundakku. Kamu tahu, surat dengan tulisan tangan adalah lembar yang tak pernah bisa dibayar dengan kalimat puitis apapun yang kamu tulis pada papan ketik ponselmu, atau dalam bentuk tweet bahkan kompasiana. Hari itu aku mendapatkan surat paling manis yang pernah aku dapat selama aku hidup. 

Sepucuk kertas itu pun terbuka dengan mudahnya, aku menemukan secarik kertas yang setia menunggu di dalam buku dan menunggu untuk segera dibuka. Benar saja, surat kecil yang sangat manis. Tepat kutemukan saat langit sedah merah-merahnya, dan cangkir kopi keduaku datang. Sore itupun menjadi kian melambat.

Ah aku jatuh cinta lagi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun