Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Balapan Tiga Kuda Kewirausahaan, Siapa yang Menang?

15 Januari 2024   12:26 Diperbarui: 17 Januari 2024   11:00 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kuda (Claussen/Pixabay)

Observasi saya di lapangan menunjukkan bahwa pemasaran adalah harapan teratas dari wirausaha kecil dan mikro terhadap pemerintah. Selain pemasaran, wirausaha juga membutuhkan program-program inkubasi dan perlindungan hukum. Perlindungan hukum yang dimaksud terkait pada kreativitas produksi, persaingan dengan usaha besar dan impor, juga termasuk pembajakan.

Permodalan

Akses ke permodalan adalah hambatan klasik para pelaku wirausaha. Hal ini bisa terkait bantuan pemerintah kepada wirausaha atau kebijakan pemerintah yang terkait dengan bank dan lembaga-lembaga keuangan yang bisa mempengaruhi permodalan wirausaha.

Modal menjadi kendala lebih dari separuh wirausaha yang saya survei di Medan. Sebagian mengaku tidak mengincar pinjaman perbankan tetapi berupa bantuan atau setidaknya pinjaman yang fleksibel.

Menantikan pemenang

Adam Smith mengatakan bahwa perdamaian, pajak mudah (bukan murah), dan administrasi peradilan yang bisa ditoleransi adalah kontribusi pemerintah untuk membawa negara pada kemakmuran. Aspek-aspek lain akan terjadi dengan sendirinya.

Artinya, jika pemerintah gagal menciptakan perdamaian, pajak mudah (bukan murah), dan administrasi peradilan yang bisa ditoleransi, maka kemakmuran negara menjadi suatu mimpi yang tak terwujud.

Pemerintah mengambil kebijakan yang salah sama dengan menghambat pertumbuhan kewirausahaan. Sementara tidak melakukan hal yang benar sama dengan tidak membantu pertumbuhan kewirausahaan.

Kedua peristiwa tersebut menghambat perkembangan kewirausahaan dan sayangnya, tidak mungkin hilang dari sebuah negara. Itu sebabnya kuda Stupidity tetap berada di lintasan dan turut berlari.

Menjadi penantian mendebarkan, apakah perdagangan dan inovasi mampu berlari kencang dan mendorong perkembangan kewirausahaan di Indonesia? Akankah kuda Stupidity kalah atau malah seperti kekhawatiran Bottke, ia menubruk atau menggigit kaki dua kuda di sebelahnya hingga jatuh terjengkang?

(Penulis bertugas di Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Medan selama lebih dari 15 tahun dan berkecimpung dengan UMKM lebih dari 7 tahun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun