Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mas Hilman "Lupus" di Sepanjang Perjuangan Saya (4)

14 Maret 2022   12:29 Diperbarui: 14 Maret 2022   12:32 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda tangan Hilman (dok. pribadi)

Hilman "Lupus" adalah Pribadi yang Hangat

Meski bisa dibilang saya cukup dekat, nggak sekadar kenal gitu-gitu aja, tapi buat urusan pribadi, saya sendiri yang nggak mau ikutan kepo atau terlibat.
Paling ketika ia sedang menjalin hubungan dengan Nessa Sadin, pas ke Bandung untuk promo film The Wall, saya jadi dikenalin.
Sempat diculik sampai PVJ dan nongkrong hingga cukup malam pula di sana.

Selebiihnya saya tidak tahu.
Lebih banyak tahunya dari media saja.
Pernah sekali waktu Mas Hil bilang kangen Bandung. Saya menggodanya, kangen sama suasana atau Snack Corner?
Dia tertawa lalu jawab "Kangen sama anak gua lah, Njar..."

Mas Hilman memang pribadi yang hangat dan penyayang.
Atas semua yang dia perhatikan kepada saya, rasanya demikian juga ia memberi perhatian kepada orang lain.
Tidak akan jauh.

Maka ketika ada berita beberapa kali tentang kehidupan pribadinya, saya memilih berkomentar dengan teman saja. Tidak membawa keluar.
Bagi saya, biar gimana kehidupan Mas Hil memang tidak bisa lepas dari dunia berita hiburan semacam itu. Buat yang mengenalnya, pasti akan tahu sebenarnya gimana.

Saya menghormatinya bukan saja karena sudah baik atau berjasa. Tetapi juga karena demikian juga ia memperlakukan orang lain.

Tanda Terima Kasihku 

Ada beberapa peristiwa hidup yang melibatkan orang lain yang tidak bisa saya lupakan begitu saja.
Dari masa kecil hingga saat ini.

Kepada beberapa orang lain itu saya ingin ungkapkan rasa terima kasih.
Dengan cara saya.
Antara lain melalui tulisan.

Kebetulan pada tahun 2009 saya diberi kesempatan lagi untuk menuliskan semua cerita pribadi saya yang berhubungan dengan pendampingan orang muda dalam bentuk buku motivasi. Kala itu buku jenis tersebut masih langka. Paling banyak buku tentang motivasi buat orang dewasa dan dituliskan oleh para motivator yang memang sudah menjadi keahliannya.

Sebab sasaran buku ini remaja sampai anak kuliahan tingkat awal, maka saya diberi kebebasan untuk mengolahnya.
Pendekatan semacam buku semi novel saya pilih agar yang membacaca, khususnya para remaja dan mahasiswa tingkat awal itu bisa mengerti apa yang dimaksud.

Dalam pencarian bahan, ada beberapa hal yang sudah terpatri di kepala.
Beberapa cerita hidup yang saya rasa bisa menularkan motivasi dan inspirasinya sudah saya siapkan untuk dibagi.
Salah satunya adalah cerita saya dan si Mas Lupus kesayangan itu saat pertama saya mengenalnya saat masih SMP dulu.

Dalam cerita yang juga sering saya bagikan di medsos itu memang terkandung bagaimana saya mendapat suntikan semangat dari orang yang kala SMP itu mungkin merhatiin saya juga enggak.
Orang yang saat berbagi juga bernyanyi lagu dari grup kesayanganya itu pasti nggak akan tahu ada seorang anak perempuan yang baru ngeuh, tahu siapa dia, tiba-tiba seperti tersengat listrik.
Bersemangat sekali untuk membuktikan kepada bapak dan ibu bahwa pilihan saya untuk menjadi penulis itu, beneran. Sungguh saya inginkan.

Proses cukup Panjang yang dimulai dari semangat itu membuahkan hasil.
Dimulai dari cerpen yang dimuat di majalah ibukota (saat itu saya dianggap sebagai anak daerah yang dipandang sebelah mata) lalu sempat jadi wartawan local dan magang di majalah HAI kemudian memberanikan menerbitkan novel pertama, "beraja biarkan ku mencinta" , membuat saya makin tidak bisa melupakan hari bersejarah saat Lupus dan kawan-kawan mampir ke SMP saya tercinta.
Biar gimana juga, hari itu adalah hari saya punya keberanian yang tidak bisa saya katakana. Tetapi, saya buktikan.

Oleh karena merasa cerita itu amat sangat berpengaruh, maka saya pun menjadikan cerita itu sebagai salah satu cerita utama bagaimana kita bisa mendapatkan motivasi dari sekitar kita.
Mas Hilman pernah saya beritahu juga.
Reaksinya ketawa-tawa seperti biasa.

Buku yang juga karena semangat dari Mas Hil (dok. pribadi)
Buku yang juga karena semangat dari Mas Hil (dok. pribadi)

Buku yang kemudian diberi judul "Motivasiholic, Seni Memotivasi Diri Sendiri" (Grasindo 2009) terbit dan disambut baik. Bahkan sempat diterjemahkan juga oleh sebuah penerbit di Malaysia.
Sebuah kebanggaan tersendiri dan bersyukur sekali boleh mendapat kesempatan ini.

Sekitar 12 tahun kemudian, pihak Gramedia Academy yang merupakan bagian dari Kompas Gramemdia Grup, menghubungi saya. Mereka meminta izin sekaligus mengajak saya menjadikan motivasiholic itu sebagai bagian dari video kelas pembelajaran mereka.
Sempat kaget dan tidak percaya.
Tapi, setelah melalui beberapa proses, saya dan kru pun mencoba menerjemahkan buku itu dalam sebuah tampilan video yang berupaya untuk memberi motivasi sekaligus pengajaran yang berhubungan.

Di salah satu bagian video itu, saya sengaja lagi ingin menampilkan cerita saya saat awal bertemu Mas Hilman dulu.
Kepada para kru, saya pun tanpa ragu mengungkapkan alasan kenapa cerita itu saya angkat Kembali.
Mereka sangat paham bagaimana bagian dari cerita itu sangat berarti bagi saya dan posisi saya di dunia tulis menulis.

Berharap, jika nanti semua sudah jadi, mau ajak Mas Hilman juga dalam kelas motivasi itu.

Berita Sedih Dari Seorang "Lupus"

Ingat betul ketika ada kabar Mas Gusur, salah satu ce-es Lupus meninggal karena covid, acuan konfirmasi atas berita tersebut adalah berita yang ditulis Mas Hilman. Ada kesedihan dalam berita yang dia tulis. Apalagi kemudian ada  teman baiknya juga berpulang dengan alasan sama.

Nggak lama setelah banyak berita sedih itu, saya juga tahu ternyata penulis idola saya tengah berjuang melawan sakitnya. Waktu itu tidak diketahui sakit apa. Ada yang bilang positif covid, stroke atau sakit lain.
Saya cuma bisa berdoa semoga dia segera pulih dan seskali kirim semangat itu via WA.

Berbarengan dengan itu, proses syuting untuk Gramedia Academy dimulai.
Disela proses itu, saya melihat kondisi Mas Hilman tergeletak lemah di sebuah RS. Memang sempat terlihat lebih baik terutama kala ia didatengin Spiderman KW hehe
Demi mendukung kesembuhannya, selesai syuting pas yang berhubungan dengan cerita dia dengan saya jama ABG itu, saya coba buat video ala-ala ini di FB saya

Pagi itu, seorang senior di majalah HAI memberi kabar bahwa Mas Hil sedang dalam kondisi kritis.
Saya kaget.
Segera saya konfirmasi ke seorang mantan rekan kerjanya di TV saat ia masih kerja dulu.
Yang saya konfirmasi juga masih sedang mencari berita kebenarannya.


Nggak sampai sejam, kami mendapati berita yang menyedihkan itu.
Berita tentang berpulangnya Hilman Hariwijay, penulis Lupus, Kembali kepada Sang Penciptanya...

Jangan tanya rasa hati saya gimana.

Biar bukan siapa-siapa, tapi sekali lagi, sebab ia punya peran penting dalam hidup, seketika saya merasa sedih sangat. Usaha saya untuk tetap fokus pada sebuah acara penting hari itu sempat luluh lantah diderah tangis atas berita tak terduga ini.

Mas Hil...
Kita belum sempat ketemu-ketemu lagi.
Cerita tentangmu di Kelas Motivasi juga belum diluncurkan.
Tapi, Tuhan lebih dulu ingin membawamu Kembali.

Masih belum percaya dirimu pergi...
Bahkan saat menuliskan ini, keinginan untuk becandaan lagi denganmu seperti kala itu, terlintas sempat ingin kulakukan.

Ah, Mas Hil...

Selamat menuju keabadianmu ya...
Di sana pasti sudah tidak ada yang mengejar-ngejar deadline lagi. Pasti hanya ada bahagia abadi seabadi karya-karyamu selama ini.
Semoga diriku juga tetap selalu bersemangat mengeluarkan banyak karya seperti dirimu ya...

Sekali lagi terima kasih...
Kini cuma doa yang akan kuhaturkan bagimu...
Amin...

(Anjar-anjar pisangmu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun