Kok menarik?
Isi kepala saya mulai bermain lagi.
Berbarengann dengan itu, seorang teman wartawan setelah mengulas di media onlinenya, malah menantang saya "Lanjutin dong, Njar... Nanggung amat ceritanya..."
"Tapi, aku sudah berniat nggak nerusin. Rada mentok idenya."
"Di Renjana kan yang lebih kamu gali Romo Dausnya, kenapa nggak kamu gali lagi Olanya? Persahabatan mereka yang indah itu bisa menjadi ide sangat menarik dengan semua pasang surutnya loh..."
Dan..., setelah 2013 terbitnya Renjana itu, 2017 saya memulai lagi menulis lanjutannya dengan serius. Kali ini sudah terpikir apa pun jalan ceritanya, sudah harus titik. Tidak akan ada lagi lanjutannya.
Dari dua novel sebelumnya sebenarnya ada tantangan masing-masing dalam penerbitnyannya. Demikian juga novel ketiga ini yang saya beri judul "daksa" yang artinya tubuh. Judul ini sekali lagi berhubungan dengan seluruh isi cerita dan makna yang ada di dalamnya.
Begitu daksa selesai saya tulis, saya sempat tawarkan ke beberapa penerbit.
Pada saat itu, gejolak baca banyak orang memang mulai menurun. Maka bisa dimengerti kalau para penerbit sangat memperhitungkan segala hal yang berhubungan. Apalagi jenis novel saya ini memang spesifik.
Di saat yang sama, digitalisasi banyak hal mulai digalakkan. Termasuk literasi, dalam hal ini buku-buku.
Dari sinilah akhirnya saya ditawarkan oleh pihak Elex Media Komputindo untuk menerbitkan daksa secara digital.