Ada juga Daru yang menjadi perhatian dalam #daksa. Seorang mengaku homoseksual, tetapi tetap ingin menjalani semua risikonya meski ia harus iklas mendapat konsekwensi atas kehidupannya yang sempat serampangan, semaunya sendiri. Sebagian diri Daru adalah kisah nyata dari seorang sahabat yang ingin orang lain bisa mendapat hikmah dari kisahnya.
Semua banyak kisah manusia ini menjadikan #daksa bisa dibilang adalah sebuah perjalanan hidup. Bukan melulu tentang tahun terbitnya yang panjang itu, tetapi juga bagaimana saya bisa belajar banyak dari para tokoh yang tidak mungkin sebenarnya ada di sekitar kita.
Berharap, jika Anda membacanya pun, dapat merasakan kebahagiaan, kedalaman, harapan baik, kelucuan bahkan juga gundah gulana, kekecewaan, kebingungan serta kesedihan yang tidak bisa sekadar terucap. Dengan demikain semoga bisa ada pemahaman tentang arti pilihan hidup dan bagaimana menghormatinya.
Sinopsis #daksa , Bahagia Tak Semata Raga
Â
Nun di sana, Ola, sang cinta pertamanya, mulai mengepak sayap. Ia sudah bisa memahami hidup yang harus terus disuburi dengan banyak keindahan. Termasuk kedatangan Athafariz, mengoyak renjana lama. Segala beda mereka cuma bisa dilengkahi saat #daksa mau sungguh terima. Apa adanya.
Sementara Wie dan Tra sudah bahagia dengan masing-masing belahan jiwa. Walau tersisa nukilan puisi lama yang nyatanya tak bisa hilang. Bahkan ketika salah satu dari mereka mulai mempertanyakan, kenapa aku harus memilih yang sekarang. Bukan yang lama?
Lalu bagaimana Daus kembali mengolah rasa saat daksanya terus berontak sementara sang penguat telah menemukan cintanya? Masihkah Ola bisa menjadi penghangat sang beraja yang sedang gundah pada panggilan hidup? Nampaknya, beraja lama itu masih bertahta. Maka tak aneh juga kalau Wie masih memendam rasa lamanya pada Tra walau mereka tak pernah bisa bersama.
Selamat membaca. (anj21)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H