Tapi, itu nggak bikin mengurangi kesedihan Putri. Soale kan dia nggak tahu pasti sebenernya kenapa berkesan Rudy nggak ngasih kesempatan padanya? Malah kayaknya menghindar terus.
"Eh, gimana kulitmu? Sudah sembuh?"
Putri tersadar dari lamunannya. Ia segera memerhatikan kulitnya yang putih mulus itu. Kepalanya pun berangguk-angguk.
"Nggak ke dokter?"
"Nggak ah. Buktinya udah sembuh. Kemarin karena cuaca aja kali," elak Putri yakin.
Ganti Shanaz yang angguk-angguk. Dia merasa yakin sekarang kalau gangguan semacam gatel di kulit tangannya Cuma sebentar saja. Nggak berdampak panjang.
"Syukur deh. Biar nggak ngeluarin duit kan?"
"Betttuuullll...."
^^^^^
Hari Minggu gini, biasanya ada kumpul-kumpul di lapangan dekat kelurahan di kompleks rumah Shanaz. Banyak hal dilakukan di sana. Dari sekadar nongkrong biasa, jualan sampe olahraga ala kadarnya. Rame banget deh.
Salah satu yang terlihat nongkrong di sana ada Shanaz dan Rudy. Karena mereka sekompleks jadi nggak aneh kalau mereka terlihat dekat dan ngobrol rame.