Hampir tiga puluh menit Bernard terjatuh pingsan di depan kamarnya. Akhirnya ia siuman. Saat terbangun ia melihat tangan dan lehernya tidak ada bekas luka. Lalu bagian kepalanya pun tidak ada bekas luka parah. Apakah ini hanya mimpi atau halusinasiku saja, pikir Bernard.Â
Bernard merasa sangat lapar dan berusaha membuang pikiran tentang kejadian mengerikan yang baru saja ia hadapi. Ia keluar dari kontrakannya dan menuju rumah makan diluar untuk membeli makan malam. Ia membungkus makan malamnya dan membawanya ke dalam kontrakannya.
Bernard menghabiskan makan malamnya, mengambil air putih yang ia masak menggunakan heater. Dan meneguknya beberapa kali karena merasa dehidrasi. Ia merasa sangat lelah, ia mengambil beberapa majalah yang ia beli sewaktu sampai di Stasiun tugu, Yogyakarta.Â
Dan mulai membalik – balikan halaman majalah untuk melihat adakah berita yang menarik perhatiannya. Bernard mulai merasa mengantuk sehingga ia mengambil posisi merebahkan tubuhnya di atas kasur dan membaca salah satu cerita pendek yang menarik perhatiannya.Â
Dalam sekejap ia telah sempurna memejamkan matanya. Karena kelelahan menghadapi kejadian yang menyeramkan dan juga akibat beratnya pelaksanaan ospek yang diwajibkan untuknya. Sesosok wajah tampak murung bergelantungan di pojok langit – langit kamar Bernard. Ia kemudian melayang dan duduk di samping Bernard. Wajah itu terlihat biru dan pucat. Pandangannya kosong tetapi terlihat ingin meminta pertolongan kepada Bernard. Ia berusaha mengambil gelas yang berisi air dan ingin menuangkannya ke wajah Bernard. Tetapi sia – sia.Â
Dengan segenap kekuatan yang dimilikinya, sosok menyeramkan itu berusaha memperlihatkan wujudnya pada Bernard. Bernard terperanjat kaget, saat ia membuka kedua matanya. Sosok yang memiliki wajah seperti genderuwo, salah satu silsilah warga setan yang cukup terkenal di Indonesia itu memperlihatkan wajah kejamnya dan seolah ingin membinasakan Bernard. Bernard berusaha kabur dari kamar dan ingin segera membuka pintu. Â
Malam berganti merasa lelah
Sepintas angin mengelabui pikiran
Karena pagi hendak menengadah angkasa raya
Chapter V
Ada yang aneh