Mohon tunggu...
Bent
Bent Mohon Tunggu... Freelancer - Den bent

Menerjemahkan waktu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia dalam 4 Elemen Alam

8 April 2020   08:38 Diperbarui: 15 Juni 2021   07:14 10679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan perilaku 4 elemen alam tersebut, maka pelajaran yang dapat diambil adalah sebagai berikut ;

1) Jika unsur elemen tanah itu berdiri sendiri, maka tanah itu akan menjadi tanah yang tandus, kering dan mati, dikarenakan tidak adanya air.

Artinya, ketika manusia hidup dengan paradigmanya sendiri, maka secara biologis manusia memang hidup tapi sesungguhnya telah mati spiritualnya (dikarenakan bodoh soal kewahyuan), bergerak tapi random sesuka hati = kehidupan zombi).

Allah telah memberikan contoh model tanah yg seperti ini ada pada salah satu tokoh besar dalam kesejarahan Muhammad Rasululloh yaitu amr bin hisyam atau yg di juluki sebagai abu jahal (bapak / pemimpin kebodohan). Sosok salah satu pemimpin yg dr kacamata kepemerintahan qurays disebut sebagai abu hakam (bapak / pemimpin kebijaksanaan). 

Menarik bukan, di sini ada 2 sisi kacamata berbeda tentang julukan dari arm bin hisyam ini. Memang tokoh pejabat yang berperan sebagai antagonis ini masuk bagian dari lembaga kepemerintahan darun nadwah (lembaga kepemerintahan pembuat aturan) bersama tokoh2 pembesar qurays lainnya. Tapi kebijaksanaannya kala itu tidak kemudian membawanya menjadi manusia yang haq dimata langit (ilmu Allah). Bahkan berbalik 180 derajat, justru kebijaksanaan dalam berpolitik yg dipandang hebat di bumi itu, dikatakan sebuah perilaku kebodohan oleh langit. 

Jadi sepandai-pandainya manusia dalam kekuasaan tanpa kewahyuan, tetap saja di mata Allah adalah orang-orang bodoh yang tersesat. Orang kotor yang tidak paham kitab, karena tidak paham jadinya si antagonis ini memusuhi dakwahnya Nabi Muhammad.

Itulah tanah yang berdiri sendiri, mereka dibiarkan Allah mati dengan pengetahuannya sendiri. Tanah yg pengetahuannya sedikitpun tidak memberikan manfaat bagi terwujudnya Rahmatan Lil Alamin. Jangankan berbuah untuk kemaslahatan, hidup saja tidak. Kebijakan2nya syarat akan kepentingan yang justru membuat kerusakan di muka bumi. Itu semua hanya dikarenakan untuk memenuhi nafsu diri dan golongannya masing2.

2) Tanah + air, jika elemen tanah yg berdiri sendiri itu mati, maka akan menjadi hidup kembali karena mendapatkan curahan air dari langit. 

Menghidupkan orang-orang yang mati

Artinya, manusia yg bodoh ( akan kewahyuan), mati dan tandus spiritualnya akan dapat kembali hidup berakal selama mendapatkan curahan firman langit = tercerahkan. Kenapa firman langit? Ya karena dunia banyak dikuasai oleh firman bumi. Yaitu air yang diserupakan layaknya air langit.

Orang-orang yang tercerahkan, yang mendapatkan cahaya spiritual, yaitu orang2 yg kembali kepada aturan dan hukum Allah, yang bergerak teratur (tidak  random se enaknya sendiri dengan aturannya sendiri), yang tidak sombong dengan pengetahuannya sendiri. Inilah yang disebut Allah menghidupkan kembali orang2 yang mati (spiritualnya). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun