Mohon tunggu...
Benny Tjundawan
Benny Tjundawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik Maale

Belanja, Jalan jalan, baca buku, masak, nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Opa Punya Tangan Karunia

15 Agustus 2017   15:22 Diperbarui: 17 Agustus 2017   16:55 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa bisa begitu?

Itulah hebatnya orang yang telah dipercaya mendapat karunia Ilahi.

Di Kupang opa ini sibuk berurusan dengan banyak orang yang menderita penyakit termasuk pasutri yang ingin dapat keturunan. Dari yang sakit bersin sampai sakit yang sudah keliling dunia belum dapet kesembuhan, semuanya berlabuh di tangan opa. Kabar kemaren kesibukan opa telah bertambah lagi. Sibuk terbang kesana kenari bahasa kerennya "go Nasional". Kalau saya lihat kasihan juga orang sakti ini, karena dia tidak diberi karunia menggandakan diri dalam lingkup Nasional.

Cara pengobatan opa ini sederhana dan murah, tapi cukup memakan waktu dan berat untuk dijalankan.

Sederhana dan murah.

- Datang.

- Antri, ini yg paling makan waktu. Bila Anda orang yang jahat, pernah buat sengsara sesamamu manusia maka akan semakin lama dibuatnya.

- Jabat tangan opa. Saat tangan anda dijabat oleh opa maka akan terbukalah informasi informasi Ilahi, kebanyakan informasinya berupa jenis makanan apa saja yang menjadi racun/sumber penyakit bagi tubuh anda. Misalnya: telur, tepung, cabe, kacang, coklat, ketek ayam, babi, kambing, torpedo kuda,dll.

Masing masing orang punya racun tubuhnya sendiri sendiri sesuai penglihatan batinnya opa.

Selesai diterawang, dibukakannya rahasia Ilahi. Ini lah yang murahnya, ongkosnya seikhlasnya. Beda bangget kalo anda berobat dokter kan pasang tarif, lalu mesti bayar obat segala, lebih² lagi kalo biang penyakit anda itu tersembunyi harus juga bayar ongkos tes lab segala pula.

Selesai itu ada sedikit doa doa yg dipanjatkan bersama sebagai bentuk rasa syukur, pertobatan dan penguatan bagi tubuh dan jiwa menjalani kehidupan di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun