Mohon tunggu...
Benny Wirawan
Benny Wirawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa kedokteran dan blogger sosial-politik. Bisa Anda hubungi di https://www.instagram.com/bennywirawan/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sisifus Jatuh Cinta (Lagi)

14 Februari 2019   09:27 Diperbarui: 14 Februari 2019   10:02 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://medium.com/@egleisberg/my-heart-broke-multiple-times-today-be1d1022d058

Ia hanya memandangku, melongo. Tentu saja melongo. Siapa yang tidak melongo jika ada pria nahas buruk rupa tiba-tiba menghampirimu lalu menggombal? Ia bahkan belum tau namamu! Oh Tuhan, di bawah pandanganmu yang tergantung di salib di atas altar, buatlah bumi menelanku dan bejek-bejeklah mukaku jadi lembek seperti tahi kuda!

"Hihi," akhirnya ia bersuara, cekikikan imut yang membuat lemas lututku. "Namaku Petra."

"Batu karang?" jawabku bodoh.

"Hihi," ia cekikikan lagi. "Iya, dalam Bahasa Yunani. Namamu sendiri?"

"Si- Sisifus," jawabku malu-malu. Namaku aneh. Aku tidak suka menyebutkannya pada orang lain, apalagi pada wanita secantik ini.

"Sisifus? Nama orang Yunani dalam mitos itu?"

"Iya, yang menggelindingkan batu besar ke atas gunung hanya untuk melihatnya jatuh dan mengulanginya berkali-kali," jawabku.

"Itu kerja berat. Tapi perutmu besar. Tidak seperti orang yang habis kerja berat," katanya menunjuk perutku yang membuncit dari baju yang terlalu kecil dua ukuran.

Aku terpana melihatnya. Sejak kapan perutku mengembung? Bukankah tadi pagi aku tirus seperti mayat yang baru digali dikeluarkan dari kubur? Apa ada teori kedokteran baru bahwa jatuh cinta membuat tubuhmu subur? Dengan terbata-bata aku menjawab, "Se- sebenarnya aku kurus. Perutku buncit isinya hanya angin dan angin. Sebentar aku sendawa tentu kurus kembali."

"Hihi," ia cekikikan lagi. "Apa ayahmu juga penggemar Yunani seperti ayahku?"

"Bisa jadi. Atau sekedar penggemar Albert Camus," jawabku sekenanya, teringat bahwa penulis tampan keparat yang mati muda itu pernah menulis esai berjudul Mitos Sisifus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun