Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Newmont Mendung, Pedagang Pasar Maluk Murung

23 Juni 2014   21:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:31 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun bergerak sekitar 1,5 kilometer ke Pasar Maluk yang tampak sepi seperti sedang liburan. Bahkan di antara kios-kios itu kita bisa bermain sepeda dengan bebas. Saya bertemu Bu Samsul, 40 tahun, yang telah berdagang di Pasar Muluk selama  sembilan tahun. Di sisinya, tampak  keranjang yang dipenuhi tomat.

[caption id="attachment_344363" align="aligncenter" width="448" caption="Bu Samsul berusaha bertahan di Pasar Maluk. (foto: Benny Rhamdani) "]

14035067651935043845
14035067651935043845
[/caption]

“Tomat ini sudah satu minggu belum habis juga.  Padahal sebelum Newmont berhenti operasi saya bisa menjual habis 2 keranjang tomat sehari,” tutur Bu Samsul seraya tersenyum getir. “Harapan saya , bisa kembali normal. Dulu omset saya Rp2 juta per hari. Kini tinggal Rp500 ribu per hari.”

Saya pun kian tercekat, ketika melihat sayur-sayuran yang sudah amat layu dengan terpaksa dibuang begitu saja oleh Bu Samsul. Air mata saya menggantung di pelupuk.

Sampai kapan kah mereka bisa bertahan? Padahal belum satu bulan operasional PT NNT berhenti. Semoga harapan Bu Samsul tak lantas layu seperti sayur-sayur itu.

[caption id="attachment_344367" align="aligncenter" width="448" caption="Semoga harapan mereka tak lekas layu seperti sayuran ini. Aaamin. (foto: Benny Rhamdani)"]

14035068891558038644
14035068891558038644
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun