Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Newmont Mendung, Pedagang Pasar Maluk Murung

23 Juni 2014   21:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:31 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_344357" align="aligncenter" width="448" caption="Pasar Maluk yang semakin sepi pembeli. (Foto: Benny Rhamdani)"]

1403506382730616426
1403506382730616426
[/caption]

Dihentikannya operasi tambang PT NNT, tak hanya berdampak bagi karyawanya, tapi menimpa masyarakat di lingkar tambang. Saat menuju ke terminal Benete, kami bertemu tiga pengojek bermuka lesu.

Para pengojek menceritakan menurunnnya pendapatan mereka sejak banyak karyawan PT NNT dirumahkan. Bahkan jumlah pengojek yang mangkal pun terlihat berkurang. Sebab sebagian pengguna jasa ojek mereka adalah karyawan PT NNT yang tinggal di lingkar tambang.

Mujahidin, 64 tahun, mengungkap penghasilan kotornya sebagai pengojek per hari bisa Rp150.000 di saat PTNNT beroperasi normal. “Sekarang tinggal Rp75.000 per hari. Itu pun yang di bawa ke rumah sekitar Rp50.000,” ujar pria dengan tujuh anak ini dengan tatapan hampa.

[caption id="attachment_344359" align="aligncenter" width="384" caption="Mujahidin bingung mencari tambahan pendapatan untuk keluarganya. (foto: Benny rhamdani)"]

1403506444484980100
1403506444484980100
[/caption]

[caption id="attachment_344360" align="aligncenter" width="448" caption="Hanya segelintir pengojek bertahan, karena penumpang pun menurun drastis. (foto: Benny Rhamdani)"]

14035065851584883179
14035065851584883179
[/caption]

Mujahidin tidak bisa mengandalkan penghasilan dari lainnya. Bahkan dengan upaya mengambil penumpang di pinggir jalan pun tak akan membantu meningkatkan penghasilannya. “Padahal saya masih punya anak yang harus bayar sekolah,” lirihnya.

Masih di Benete, saya bertemu dengan seorang pedagang bernama  Nur, 42 tahun. Perempuan  ini sudah berhenti berjualan nasi sejak penghasilannya menurun drastis. “Dulu setiap pagi saya jualan nasi. Penghasilan saya bisa Rp2 juta setiap hari hanya sampai pukul tujuh pagi,” urainya dengan wajah memelas.

[caption id="attachment_344361" align="aligncenter" width="427" caption="Nur gelisah dengan masa depan warungnya. (Foto: Benny Rhamdani)"]

14035066571807361002
14035066571807361002
[/caption]

Saat ini, Nur hanya mengandalkan dagangan yang tersisa seperti makanan kecil dan minuman ringan untuk mengais rejeki. Tak banyak yang bisa diharapkan.  Perempuan yang sudah ditinggal suaminya (karena tewas jadi korban perampokan) ini kebingungan harus membiayai empat anaknya. Belum lagi harus membayar sewa kios bulanan.

“Tidak tahu kapan ini bisa kembali lagi ya?” tanyanya pasrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun