G Bastian, sejatinya hanya ingin berlakon di belakang layar film Wiro Sableng 212, dan emoh menjadi pelakon
utamanya. Vino saat itu beranggapan, kalau dia sampai memerankan tokoh Wiro Sableng ciptaan ayahnya sendiri,
dia akan mengemban beban yang sangat besar. Takut mengecewakan ekpektasi mendiang ayahnya.
Bahwa sekarang dia mau menerima, pertimbangannya, pertama film di Indonesia, membutuhkan star power untuk
menggaet penonton. "Dan Vino dianggap mempunyai power sebagai star untuk menarik penonton," katanya kepada
Suara Merdeka.
Shandy menambahkan, jika rumah produksi Sony Pictures Classic, anak perusahaan Sony Pictures hanya membeli
hak edar Film Raid dan Raid 2, untuk kemudian diedarkan di Amerika Utara, tanpa harus turut memproduksi film itu,
tapi tidak demikian dengan FIP. Karena akan turut memproduksinya juga. Â
Dipastikan FIP akan mengeluarkan uang dan kreatifitas, meski secara teknis belum jelas besaran uangnya. "FIP juga
akan memberikan arahan dan masukan, agar film ini memiliki daya tarik tidak hanya untuk pasar Indonesia. Karena