Mohon tunggu...
Benny Benke
Benny Benke Mohon Tunggu... -

the walkers. touch me at benkebenke@gmail.com,

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berlin, "Ich bin ein Berliner!"

20 Oktober 2016   12:10 Diperbarui: 20 Oktober 2016   12:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah foto pelakon film Monument Men, (Foto: dok prinadi / benny benke)

Jangan tanyakan berapa kali Paul Joseph Goebbels, yang dikenal sebagai politis ulung Jerman, dan menteri era Hitler berkuasa, yang dipercai menduduki jabatan Kementrian Reich Minister of Propaganda dari tahun 1933 hingga 1945 menonton bioskop di Zoo Palast. Di bioskop ini, selain kita bisa mengenang keblingeran Nazi Hitler, kita juga bisa membaca masa lalu sekaligus menikmati tontonan berestetika, paling tidak menurut ukuran orang Eropa. Atau minimal orang Jerman yang sangat mengugemi azas logika, etika dan estetika itu.

Tidak jauh dari Zoo Palast, kita juga bisa menjumpai bangunan bersejarah lainnya bernama Kaiser-Wilhelm-Gedächtniskirche atau Gedächtniskirche. Orang Berlin saat ini menyebutnya sebagai gereja buntung. Menimbang gereja Protestant Kaiser Wilhelm Memorial Church itu seperti orang buntung.

Karena gereja yang dibangun pada 1890, itu rusak parah akibat peristiwa pengeboman kota Berlin pada Perang Dunia II pada 1943. Sehingga kemudian, untuk tetap mengenangnya, saat ini, bangunan gereja tua buntung itu, dilaraskan dengan bangunan kapel modern. Sebagaimana Zoo Palast, bangunan gereja ini tampak makin indah ketika malam jelma, karena penataan cahaya khas Jerman yang super-modern tanpa menepikan sisi estetikanya. Lalu, jika kita masih ingin berburu tentang kebesaran kota Berlin, bisa juga menengok Berlin Cathedral (Berliner Dom) atau dalam bahasa keseharian masyarakat Berlin disebut Evangelical Oberpfarr- und Domkirche. Bangunan gereja ini, sekilas mengingatkan kita pada arsitektural gereja Blendug di Semarang, hanya dalam skala yang lebih masif.

Penulis di depan Berlin Cathedral (Berliner Dom). (Foto: dok pribadi / benny benke)
Penulis di depan Berlin Cathedral (Berliner Dom). (Foto: dok pribadi / benny benke)
Kemudian, dengan menggunakan U-Bahn atau Berliner Untergrundbahn, atau kerata bawah tanah, kita juga bisa mejeng di depan Reichstagsgebäude atau Reichstag building yang sangat besar itu. Bangunan parlemen Jerman yang dikenal juga dengan nama Plenarbereich Reichstagsgebäude, ada sejak zaman kerajaan Jerman pada 1894.

Sebelum akhirnya, dialihfungsikan menjadi gedung parlemen pada masa German Democratic Republic (GDR/Volkskammer) atau Jerman Timur berdiri. Dan setelah Jerman bersatu, perlemen Jerman Barat yang pada mulanya terletak di Bundeshaus di kota Bonn, disatukan di tempat ini. Sejak 1999, sekali lagi tempat ini menjadi Gedung Parlemen atau modern Bundestag. Atau jika ingin menjadi pengembara yang sebenarnya, masih terlalu banyak tujuan wisata bersajarah terhampar di Berlin, termasuk loka yang dipercaya sebagai tempat Hitler membunuh dirinya sendiri, yang terletak sepelamparan batu dengan istana presiden Jerman. Atau bahkan jika ingin sekedar iseng mendatangi Erotic Museum.

Di Berlin, yang berdiri sejak abad ke-12 dan pernah menjadi ibukota Prussia, sebelum akhirnya menjadi pusat kerajaan Jerman pada 1871, dan mengklaim dirinya sebagai kota ilmu pengetahuan, kemanusiaan, musik, film, museum, pendidikan, pemerintahan, diplomasi sekaligus militer modern, masa lalu yang kelam, masa kini dan masa depan disandingkan dengan damai,indah, penuh kedalaman dan menyenangkan. Sehingga menghangatkan badan yang kedinginan, lantara suhu yang menusuk kulit minus 4 hingga 4 derajat celcius di bulan Februari.  (Benny Benke)

tulisan ini pernah diunggah di laman:

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2014/02/24/1114/Berlin-Ich-bin-ein-Berliner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun