Jangan tanyakan berapa kali Paul Joseph Goebbels, yang dikenal sebagai politis ulung Jerman, dan menteri era Hitler berkuasa, yang dipercai menduduki jabatan Kementrian Reich Minister of Propaganda dari tahun 1933 hingga 1945 menonton bioskop di Zoo Palast. Di bioskop ini, selain kita bisa mengenang keblingeran Nazi Hitler, kita juga bisa membaca masa lalu sekaligus menikmati tontonan berestetika, paling tidak menurut ukuran orang Eropa. Atau minimal orang Jerman yang sangat mengugemi azas logika, etika dan estetika itu.
Tidak jauh dari Zoo Palast, kita juga bisa menjumpai bangunan bersejarah lainnya bernama Kaiser-Wilhelm-Gedächtniskirche atau Gedächtniskirche. Orang Berlin saat ini menyebutnya sebagai gereja buntung. Menimbang gereja Protestant Kaiser Wilhelm Memorial Church itu seperti orang buntung.
Karena gereja yang dibangun pada 1890, itu rusak parah akibat peristiwa pengeboman kota Berlin pada Perang Dunia II pada 1943. Sehingga kemudian, untuk tetap mengenangnya, saat ini, bangunan gereja tua buntung itu, dilaraskan dengan bangunan kapel modern. Sebagaimana Zoo Palast, bangunan gereja ini tampak makin indah ketika malam jelma, karena penataan cahaya khas Jerman yang super-modern tanpa menepikan sisi estetikanya. Lalu, jika kita masih ingin berburu tentang kebesaran kota Berlin, bisa juga menengok Berlin Cathedral (Berliner Dom) atau dalam bahasa keseharian masyarakat Berlin disebut Evangelical Oberpfarr- und Domkirche. Bangunan gereja ini, sekilas mengingatkan kita pada arsitektural gereja Blendug di Semarang, hanya dalam skala yang lebih masif.
Sebelum akhirnya, dialihfungsikan menjadi gedung parlemen pada masa German Democratic Republic (GDR/Volkskammer) atau Jerman Timur berdiri. Dan setelah Jerman bersatu, perlemen Jerman Barat yang pada mulanya terletak di Bundeshaus di kota Bonn, disatukan di tempat ini. Sejak 1999, sekali lagi tempat ini menjadi Gedung Parlemen atau modern Bundestag. Atau jika ingin menjadi pengembara yang sebenarnya, masih terlalu banyak tujuan wisata bersajarah terhampar di Berlin, termasuk loka yang dipercaya sebagai tempat Hitler membunuh dirinya sendiri, yang terletak sepelamparan batu dengan istana presiden Jerman. Atau bahkan jika ingin sekedar iseng mendatangi Erotic Museum.
Di Berlin, yang berdiri sejak abad ke-12 dan pernah menjadi ibukota Prussia, sebelum akhirnya menjadi pusat kerajaan Jerman pada 1871, dan mengklaim dirinya sebagai kota ilmu pengetahuan, kemanusiaan, musik, film, museum, pendidikan, pemerintahan, diplomasi sekaligus militer modern, masa lalu yang kelam, masa kini dan masa depan disandingkan dengan damai,indah, penuh kedalaman dan menyenangkan. Sehingga menghangatkan badan yang kedinginan, lantara suhu yang menusuk kulit minus 4 hingga 4 derajat celcius di bulan Februari. Â (Benny Benke)
tulisan ini pernah diunggah di laman:
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2014/02/24/1114/Berlin-Ich-bin-ein-Berliner