2. Merusak Fokus
Akibat dopamin yang berlebihan maka tubuh menjadi lebih senang dengan kepuasan instan (seperti notif media sosial atau scrolling tanpa henti). Akibatnya, otak menjadi terbiasa dengan hal yang bersifat ‘mudah’ dan menganggap aktivitas yang membutuhkan usaha lebih (seperti belajar atau bekerja) menjadi kurang menarik dan lebih sering untuk ditunda.
3. Menurunkan Motivasi dan Produktivitas
Menurut penelitian dari Harvard Medical School, ketika otak menerima terlalu banyak dopamin, ia bisa menjadi desensitized. Artinya, otak membutuhkan lebih banyak dopamin untuk merasakan hal yang sama bahan lebih sehingga cenderung dapat menghilangkan motivasi dan memilih untuk melakukan hal yang membuat tubuh merasa senang. (Baik, Emily. “Dopamine: What It Is and What It Does.” Harvard Health Blog, 2020.)
4. Risiko Gangguan Kesehatan Mental
Beberapa riset menunjukkan adanya hubungan antara kelebihan dopamin dan penyakit mental seperti skizofrenia dan gangguan bipolar. Menurut penelitian, pasien dengan skizofrenia sering kali memiliki kadar dopamin yang berlebihan di beberapa bagian otak. Hal ini dapat menyebabkan munculnya delusi, halusinasi, dan perilaku yang tidak terkontrol. (Howes, O. D., & Kapur, S. “The Dopamine Hypothesis of Schizophrenia: Version III—The Final Common Pathway.” Schizophrenia Bulletin, 2009.)
5. Pengambilan Keputusan yang Buruk
Ketika otak sering menerima sinyal dopamin yang berlebihan maka otak kita cenderung lebih sensitif terhadap hal yang berbau ‘reward’. Hal ini mempengaruhi kita dalam aspek pengambilan keputusan, seseorang cenderung mencari keputusan yang dapat meningkatkan ‘rasa puas’ mereka daripada hal yang bermanfaat dan menuju kearah yang lebih positif. Peristiwa ini sering kali terjadi pada pecandu judi atau perilaku impulsif.
Lalu, Bagaimana Cara Mengatasi Dopamin yang Berlebihan?
1. Kurangi Hal yang Dapat Memicu Lonjakan dari Dopamin
- Gunakan waktu sebaik mungkin (hindari scroll media sosial yang berlebihan). Jika waktu scrolling hingga 6 jam per hari maka dapat dikurangi hingga 3-4 jam sehari atau bahkan hanya sejam per hari.
- Know Your Priority, ketahui apa yang menjadi prioritasmu. Lakukan tugas yang lebih penting daripada hanya sekedar duduk dan scroll media sosial.
- Ganti aktivitas dengan yang lebih bermanfaat, seperti Mempelajari hal baru, Menulis Journal, Membuat rencana masa depan, dan sebagainya.
2. Olahraga yang Teratur