"Kurang satu, apa jumlah peserta dibatasi?"
"Enggak sih, kalau ada yang mau ya boleh saja. Tapi kan memang masing-masing harus tujuh orang." Dean menjawab sambil mulutnya penuh makanan.
Bapak dan Emak hanya menghela nafas.
"Mungkin bertahap ya, Pak." Emak mulai membersihkan meja makan dibantu Dean
"Entahlah, Mak."
***
Dean melihat kalender, kurang 3 minggu lagi sudah Idul Adha, dia bertanya dalam hati, mengapa Bapaknya belum juga segera mendaftar untuk bergabung membeli sapi. Karena Dean pernah dengar tahun ini Bapak akan ikut kurban. Terus mengapa Bapak sama Emak seperti gamang begitu. Apa uang tabungan untuk kurban sudah terpakai buat keperluan lain. Pikiran dan hati Dean berkecamuk.
Dean ingat nasehat Ustad kalau sudah ada niat baik in shaa Allah akan dimudahkan. Penasaran sekali hatinya, sebab kalau sampai Bapak batal ikut, Dean bisa malu, Â karena sudah cerita di depan Ustad dan teman-temannya.
Kata Ustad orang yang mau menyisihkan hartanya untuk berkurban maka dia telah bersyukur kepada Allah dan berusaha mendapatkan kebaikan dunia akhirat. Â Walau orangtua Dean penghasilannya biasa tapi berusaha menabung agar bisa ikut berkurban. Â Kata Ustad lagi, bagi siapa yang diberi kelapangan harta dan tidak mau berkurban maka ketaqwaanya dipertanyakan.
Dean juga ingat Ustad menyampaikan, dengan berkurban bisa menyenangkan tetangga dan kerabat karena bisa berbagi.
"Aduh, Â kalau sampai Bapak tidak jadi berkurban, ketaqwaan Bapak bisa berkurang, Â pahala juga tidak dapat nih."Dean berbicara dengan dirinya sendiri.