****
Matahari nampak malu menyelinap diantara awan tipis, mengucapkan selamat pagi pada bumi.
Musi yang tidak pulang semalam masih duduk manis di pekarangan rumah orang, matanya sekali-kali menutup menahan kantuk dan dingin.
"Kweekk! Kweek!" Musi terkejut, matanya terbuka lebar badannya melompat ke belakang, badannya siap berjaga takut di serang bebek.
"Hai kamu! Apa yang dicari di pekarangan ini?"
"Tikus."
"Kwekwekwekwek, kucing kecil, tidak ada tikus di sini, Â tapi boleh lah kamu bermain-main asal jangan buang kotoran sembarangan ya, Â bisa kusosor kau."
"Kalau macam-macam sosor saja, Â dia kan kucing malas sok bagus."
Mata Musi membelalak melihat siput yang berjalan di depannya sambil mengejek. Ah binatang satu ini tahu saja aku ada di mana, Â apakah punya sayap? Â Musi berkata dalam hati.
"Kwekwekwek.... Â Iya kah?"
"Ho oh, Â lihat saja dia, Â kecil, Â manja, Â belagak sebagai harimau. Kutu di badannya saja takbisa dia gigit."
"Kwekwekwek." Bebek terbahak saja