Aku memandang Johan yang semakin kusut, dia menundukkan kepala lalu menyugar rambutnya kuat kuat.
"Tugasku sudah selesai Han, sesuai dengan perjanjian yang kau buat. Sekarang aku akan mempunyai tugas baru, aku yakin ini bisa membahagiakanku menjalani hidup, walau tanpamu."
"Sari, Â kita menikah lagi ya, Â aku harus berada disampingmu dan anakku."
"Johan, saat kamu menikah denganku demi kebahagiaan orang tuamu, janji apa yang kau buat dengan Sonia sehingga dia mau menerima?"
Johan hanya mengusapkan dua telapak tangan ke wajahnya.
"Ada dua perjanjian yang kau buat bukan? Demi menuruti pilihanmu yang tertunda. Setelah sekarang sudah kau dapatkan, Â jangan kau lepas, buatlah hidupmu bahagia dengan Sonia."
"Han, masih ingat bukan kita bertemu tak ada rasa cinta, hanya sama-sama berlari untuk melupakan luka."
"Tapi aku tak boleh diam membiarkanmu sendiri, Â aku tak menyangka Tuhan menitipkan malaikat kecil di rahimmu, di saat aku melepasmu, padahal kita sudah lima tahun bersama."
"Berarti bila sudah ada malaikat kecil di rumah walau Sonia datang kau akan membatalkan semua perjanjian?"
"Pastinya begitu."
"Sebenarnya manusia diberi akal untuk berfikir, tapi yang sering terjadi adalah kalah dengan keinginannya."