Ya. Dia adalah kakek si bocah laki-laki itu. Dia tidak dimakan raksasa penunggu bukit. Dia dihadapanku sedang bercumbu dengan wanita yang aku panggil sebagai ibu.
Kami berdua bertatap mata, ibuku yang duduk disebelahnya lebih terkejut, bagaikan melihat setan, kulitnya pucat pasi. Aku mengeluarkan duit 100 ribuan, kubanting dihadapan mereka berdua. Langsung kunyalakan mobil dan aku tinggalkan tempat perkara itu.
Ibu. Iya Ibuku. Ibu juga hilang di bukit terlarang itu. Dia hilang satu minggu sebelum Mbah Karyo hilang.
Ibuku.
Tidak dimakan raksasa penunggu bukit terlarang.
Hey, bocah laki-laki.
Berhentilah menunggu. Berhentilah menangis. Kakekmu juga tidak dimakan raksasa penunggu bukit terlarang.
Hey, bocah laki-laki.
Mari kita bermain layang-layang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H