seorang anak menatap kemuraman di langit Palestina
asap hitam mengepul, suara rentet tembakan di kejauhan
menatap langit Palestina dengan rasa getir, mendung rasa
“siapa lagi yang terbunuh hari ini?” tanyanya dalam hati
perang itu belum berakhir, penindasan masih berlanjut
sepetak tanah jiwa masih terus membara, masih terjajah
anak-anak terbunuh sia-sia, dalam ketak-berdayaannya
biadab katamu, namun dunia hanya bisa berkata-kata
air matanya tak lagi bisa menetes, kering sudah, tiada lagi
yang mampu diteteskan, karena duka itu terlalu banyak
ayah, paman, dan abang telah tiada, telah terbunuh, tewas
ditembus peluru zionis Israel yang menindas dan menjajah
seorang anak menatap kemuraman di langit Palestina
sedih, duka, marah, dan dendam bergumpal dalam dada
anak-anak yang tegar membusungkan dadanya, melawan,
dada mereka menyimpan rasa cinta terhadap tanah airnya
di dalam dadanya bersemai rasa cinta terhadap negerinya
menjemput maut yang datang, rela syahid, kata-katanya
merah menyala, dan ia berkata:“habiskan semua pelurumu
zionis! Tembaklah dadaku dan dada seluruh anak Palestina!”
*****
Batam, 2016.
[caption caption="Sumber Ilustrasi: kartuweb.org"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H