sekelompok burung enggang
melakukan ritual menyambut datangnya musim kawin
di suatu tempat yang paling jauh dan terpencil
paruhnya mematuki batu-batu kerikil
dan menyusunnya membentuk sebuah lingkaran
Â
tulang-belulang leluhurnya berada dalam lingkaran itu
sebuah keramat, dan mereka mulai melakukan tarian ganjil
menari berputar-putar, melompat-lompat di atas satu kaki
memberi penghormatan kepada leluhur yang telah mati
sebagai sebuah perhatian, sebagai sebuah penghargaan
sebagai sebuah jawaban dan harapan bagi yang hidup
Â
sekelompok burung enggang
melakukan ritual menyambut datangnya musim kawin
menari-nari mengelilingi tulang-belulang leluhurnya
yang menebar semerbak aroma magis
memanggil-manggil arwah leluhur, para tetua di masa lalu
Â
lewat mantra-mantra yang dinyanyikan
mereka mengutuk-ngutuk purnama menjadi batu
guna menghadirkan seribu bidadari
pasangan abadi bagi si calon pengantin
kekasih yang akan menunggunya
di dasar jurang!
Â
*****
Batam, 2016.
Â
Â
[caption caption="Sumber Ilustrasi: http://gosocio.co.id/wp-content/uploads/2015/04/si-cantik-enggang-dan-hidupnya-yang-terancam-punah1.jpg"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H