segelas anggurmu terhidang bagi jamuan pesta malamku
menggugah rasa, malam berbayang hingga jauh ke seberang
laut sunyi kehilangan ombaknya dan membara di pantai
perahu kertasku hanyut melaju dihembus lamunan
dalam laut anggurmu aku tenggelam ke masa lalu
Â
kuketuk pintu-pintu kesunyian di malam buta
dalam nadiku mengalir api, darah yang terbakar cintamu
gigil rindu menyentuh mata bintang-bintang di langit
meteor yang jatuh seakan engkau yang datang
melumat aku dalam gelora birumu yang memadam
Â
di atas  kapal kertas kita bertaruh cinta menyulam waktu
berharap besar pada ombak dan hembusan angin musim
laju melajulah kapal-kapal kertas bersama angin malam
layarnya yang mungil basah dijamah asin garam lautan
tenggelam, kandaslah cinta sebelum sampai ke seberang
Â
kuketuk pintu-pintu kesunyian di malam buta
kulepas kapal kertas guna berlayar menuju ke semenanjungmu
kepada ombak dan angin kutitipkan ia agar tak tenggelam
meski setiap ketukkanku akan memanggil datangnya badai
amuk gelora anggurmu di dalam dadaku
Â
******
Batam, 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI