Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menganalisa Isi Transkrip Pembicaraan SN, MS, dan R

21 November 2015   14:58 Diperbarui: 21 November 2015   15:56 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menganalisa isi transkrip pembicaraan antara SN, MS, dan pengusaha R adalah sangat penting karena transkrip ini barang bukti yang akan menguji apakah benar ada pelanggaran etika yang telah dilakukan oleh Setya Novanto (SN), dan juga apakah pembicaraan ini bisa bermanfaat bagi KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan. Sekitar akhir tahun 2014 KPK telah membuktikan bahwa ada masalah dengan proyek PLTA Urumuka, Papua. Pembicaraan seputar PLTA Urumuka dalam transkrip ini mungkin menjadi bahan bagi KPK untuk memonitor atau mengembangkan kasusnya lebih jauh. Berdasarkan bukti rekaman yang dituangkan kedalam transkrip ini juga Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) akan mengadili Setya Novanto.

Berikut isi transkrip pembicaraan SN, MS, dan R pada tanggal 8 Juni 20151

(1)Sn: Waktu pak Luhut di Solo...Pal Luhut lagi disibukkan habis Jumat itu. Kalau bisa tuntas, minggu depan sudah bisa diharapkan. Itu yang sekarang sudah bekerja.

 

Analisa: Pertemuan demi pertemuan antara SN dan MS dilakukan, dalam rangka memuluskan jalan bagi freeport untuk mendapatkan kepastian perpanjangan kontrak dan diduga juga  dalam rangka mempersiapkan adanya pertemuan antara Presiden Jokowi dangan pihak Freeport dalam waktu dekat. Sekitar tiga hari kemudian Setya Novanto (SN) dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPR RI datang menemui Presiden Jokowi menanyakan sikap Presiden terhadap usulan Freeport agar pembicaraan tentang kepastian perpanjangan kontrak bisa didapatkan sebelum tahun 2019. Sebagai pelengkap analisa ini silakan lihat tautan berikut:.

http://bisnis.liputan6.com/read/2264295/bertemu-bos-freeport-ini-permintaan-presiden-jokowi

http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/19/078720411/calo-saham-jokowi-ke-freeport-aku-tahu-anda-ketemu-siapa

 (2.) Ms: Coba ditinjau lagi fisibilitiesnya pak. Kalau ngga salah Freeport itu off taker.

(3) R: Saran saya jangan off taker dulu, kalau off taker itu akan.....

(4.) Ms: Keterkaitan off taker itu darimana pak?

(5.) R:..... (suara tidak jelas)

(6.) Ms: Bapak juga nanti baru bisa bangun setelah kita kasih purchasing garanty lho         pak. Purchasing garanty-nya dari kita lho pak.

(7.) R: PLTA-nya

(8.) Ms: Artinya patungan? Artinya investasi patungan 49-51 persen. Investasi patungan off taker kita juga? double dong pak? modalnya dari kita, off takernya dari kita juga.

(9. )R: Kalau off taker itu.....

Oke deh Kalau Freeport ngga usah ikut

(10.) Ms: Ini yang Pak R pernah sampaikan ke Dharmawangsa itu?

 

Analisa: Isi transkrip pembicraan poin 2 sampai 10 membicarakan perihal PLTA di Urumuka, proyek PLTA yang sarat masalah. Proyek PLTA berkapisas 300 megawatt itu merupakan proyek pemerintah Papua yang terbengkalai.. Pada poin 8 MS (Presidir PT. FI) menyebutkan angka investasi patungan 49 : 51 persen. Nilai investasi untuk PLTA Urumuka itu hingga siap beroperasi pernah dilaporkan besarnya sekitar Rp.7 Triliyun. Jadi komposisinya: Rp.3,4 T modal pemerintah daerah Papua dan Rp.3,6 T adalah investasi Freeport. Salah satu faktor penyebab terbengkalainya PLTA Urumuka karena keraguan-raguan dalam menanamkan investasi sebab belum ada kepastian dari pihak Freeport bersedia membeli listrik dari PLTA ini sehingga gelontoran dana yang sangat besar tersebut dikawatirkan akan mubazir. Karena kalau cuma untuk kebutuhan listrik masyarakat kapasitasnya berlebih. Nilai 51% saham atau sebesar Rp.3,6 T yang disebut oleh MS bisa jadi semacam sinyal yang tersembunyi bahwa pihak Freeport mengorbankan Rp.3,6 T asalkan Freeport bisa cepat mendapatkan kepastian adanya kontrak baru hingga 2041..

Tudingan Menteri ESDM bahwa Setya Novanto meminta saham 49% dari Freeport sehubungan dengan proyek PLTA ini bisa jadi benar, berarti ada rekaman yang belum diketahui publik yang membuktikan bahwa kata-kata 49% saham itu keluar dari mulut Setya Novanto. Kalau bukti-bukti itu ada maka semakin kuat dugaan bahwa angka 49 : 51 persen adalah nilai gratifikasi yang diminta atau ditawarkan dalam rangka memuluskan keinginan PT. Freeport Indonesia.

Sebagai pelengkap analisa ini silakan lihat tautan berikut:

http://www.kompasiana.com/beni.guntarman/proyek-plta-urumuka-sarat-pertanyaan_564f19ebf67a618d09320d11

http://www.beritasatu.com/ekonomi/322681-freeport-jadi-off-taker-plta-urumuka-jika-diberi-perpanjangan-kontrak.html

 (11.) R:....(tidak jelas)

(12.) Ms: Oh kalau komitmen, Freeport selalu komitmen. Untuk smelter desember kita akan taruh 700 ribu dollar. Tanpa kepastian lho pak. Karena kalau kita ngga tahu, kita ngga komit. Sorry 700 juta dollar.

(13.) Sn: Presiden Jokowi itu dia sudah setuju di sana di Gresik tapi pada pada ujung-ujungnya di Papua. Waktu saya ngadep itu, saya langsung tahu ceritanya ini waktu rapat itu terjadi sama Darmo...Presiden itu ada yang mohon maaf ya, ada yang dipikirkan ke depan, ada tiga....(kurang jelas)

Tapi kalau itu pengalaman-pengalaman kita, pengalaman-pengalaman presiden itu, rata-rata 99 persen gol semua.

Ada keputusan-keputusan lain yang digarap, bermain kita

Makanya itu, Reza tahu Darmo, dimainkan habis-habisan, selain belok

 

Analisa: isi pembicaraan poin 11 diduga berhubungan dengan poin 12 dan 13. Pengusaha R tampaknya menyampaikan hasil pembicaraannya dengan seseorang (Pejabat) dan menyampaikan tentang keraguan pihak Istana tentang komitmen Freeport untuk bersikap patuh dan menghormati Undang-Undang yang berlalu di Indonesia. Karena pada poin 12 MS selaku Presidir PT. FI menegaskan komitmennya tentang investasi untuk smelter senilai 700 juta US dolar.

Pada poin 13 Setya Novanto (SN) mengatakan bahwa dia ada bertemu Presiden Jokowi dan Darmawan Prasojo (Darmo) sebelum tanggal 8 Juni 2015, saat pembicaraan ini berlasung. Poin 13 adalah poin yang sangat penting untuk diketahui, apakah betul SN ada bertemu Presiden dan rapat membicarakan perihal Freeport!? Kalau tidak ada maka poin 13 ini akan menjadi salah satu titik tolak penyelidikan lebih jauh tentang pencatutan nama Presiden oleh Setya Novanto. Sebagai pelengkap analisa silakan simak:

(http://www.antaranews.com/berita/480024/gubernur-desak-freeport-segera-bangun-smelter-di-timika)

http://news.detik.com/berita/3075272/darmo-saya-tak-pernah-bertemu-presiden-dan-novanto-bahas-freeport

 

 (14.) Ms: delobies...

Repot kalau meleset komitmen...30 persen. 9,36 yang pegang BUMN

(15.) Sn: Kalau ngga salah, Pak Luhut itu bicara dengan Jimbok. Pak Luhut itu sudah ada yang mau diomong.

(16.) R: Gua udah ngomong dengan Pak Luhut, ambilah 11, kasihlah Pak JK 9, harus adil kalau ngga ribut.

(17.) Sn: Jadi kalau pembicaraan Pak Luhut dan Jim di Santiago, 4 tahun yang lampau itu, dari 30 persen itu 10 persen dibayar pakai deviden. Ini menjadi perdebatan sehingga mengganggu konstalasi. Ini begitu masalah cawe-cawe itu presiden ngga suka, Pak Luhut dikerjain kan begitu kan...Nah sekarang kita tahu kondisinya...Saya yakin juga karena presiden kasih kode begitu berkali-kali segala urusan yang kita titipkan ke presiden selalu kita bertiga, saya, pak Luhut, dan Presiden setuju sudah.

Saya ketemu presiden cocok. Artinya dilindungi keberhasilan semua ya. Tapi belum tentu kita dikuasai menteri-menteri Pak yang begini-begini.

 

Analisa: Poin 14, 15, 16, 17 adalah pembicaraan seputar divestasi saham Freeport kepada pemerintah Indonesia. Angka 9, 36% adalah besar angka saham pemerintah Indonesia di PT. Freeport pada saat ini, setelah 48 tahun Freeport beroperasi di Papua. Pemerintah ingin menambah kepemilikan di Freeport hingga menjadi 20 persen hingga pada akhir tahun 2019. Poin 16 dan 17 adalah isi pembicaraan penting yang dianggap telah mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden. Proses negoisasi Kontrak Karya baru bagi Freeport telah berlangsung lama, mulai sekitar tahun 2009 – 2010 yang lalu. Melalui transkrip ini terungkap bahwa keterlibatan Luhut Panjaitan dalam proses negoisasi KK baru bagi Freeport terlah berlangsung sejak era Presiden SBY. Pada poin 16, ucapan  pengusaha R ( Riza Chalid) tentang angka 11 dan 9 persen bermakna bahwa angka itu tidak muncul serta merta pada saat itu juga, sesuatu yang telah dihitung dan dibicarakan dari jauh-jauh hari. Disini ada terbaca ada sebuah persekongkolan jahat, menjebak Presiden dan Wakil Presiden agar bersedia memenuhi keinginan Freeport. Hal ini harus diusut tuntas, harus dijelaskan seterang-terangnya apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses negoisasi yang telah berlangsung lama itu. Sebagai pelengkap dari analisa ini bisa disimak dalam tautan berikut ini:

 http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151118142250-85-92480/divestasi-saham-freeport-terhambat-hitungan-valuasi-aset/

 

(18) R: Freeport jalan, bapak itu happy, kita ikut happy. Kumpul-kumpul/kita golf, kita beli private jet yang bagus dan representatif

(19) Ms: Tapi saya yakin Pak Freeport pasti jalan.\

(20)Sn: Jadi kita harus banyak akal. Kita harus jeli, kuncinya ada pada Pak Luhut dan saya.

(21) Ms: Terima kasih waktunya pak

(22) R: Jadi follow up gimana? Nanti saya bicara Pak Luhut jadi kapan. Terus Oke lalu kita ketemu. Iya kan?

(23) Sn: Kalau mau cari Pak Luhut harus cepet, kasih tanggung jawab enggak. Gimana sukses, kita cari akal.

 

Analisa: poin 18 hingga 23 mengungkapkan sikap optimis mereka bertiga bahwa apa yang telah mereka rencanakan akan berhasil dengan baik.  Poin 21 dan 22 dapat dipahami maknanya bahwa pengusaha R berperan sebagai jembatan bagi Setya Novanto dalam berhubungan dengan Darmo dan Luhut Panjaitan, orang-orang yang merupakan orang dekat dengan Presiden Jokowi. Betapa cerdiknya Setya Novanto dalam menembus dinding pembatas antara KIH dan KMP dengan memperalat pengusaha R.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun