Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tangan-tangan Batu Pemecah Rumah Kaca

26 Agustus 2015   18:57 Diperbarui: 26 Agustus 2015   18:57 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mengembara lagi, menempuh jalan sunyi yang panjang

hari-hari yang membosankan telah berlalu di ruang sempit

kini aku di punggung Bukit Barisan, menikmati alam luas

 

Musim kemarau menghadang dengan tampang miskinnya

ia telah memberikan airnya kepada para pembalak hutan

lalu berkeliaran bagai musafir haus di tengah padang tandus

 

Dan sekarang beban kekeringan itu harus ditanggung akar

menunggu dan bertahan agar tetapi menghidupi pepohonan

sementara di jalan yang sunyi daun-daun kuning berguguran

 

Kulihat rerumputan menatap kekosongan, terkulai tak berdaya

sementara awan dan angin yang berlalu terlihat begitu gembira

sembari bernyanyi tentang alam negriku yang indah permai

 

Dan kini ada lagi seberkas kesedihan terlihat di sepanjang jalan

jutaan batang pohon sawit menghampar di suatu lembah sunyi

padanya tercium keharuman asing yang memamah hutan rimba

 

Manis yang samar, mereka adalah tangan iklim yang sekeras batu

memecahkan dinding rumah kaca di langit perlindungan bumi

menjanjikan kejayaan, dan hutan-hutan terus rusak dan terbakar!

 

Batam, 2015

Sumber Gambar:

https://www.google.co.id/search?q=tangan-tangan+batu+pemecah+rumah+kaca&oq

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun