Â
Seakan mengerti pikiranku, tiba-tiba dia mengeluarkan sesuatu
dari balik bajunya yang compang-camping, sebuah kantong kulit
tangannya bergerak-gerak seakan menyuruhku mengambilnya
aku mendekati dirinya yang berdiri sepuluh meter di depanku
Â
Dia letakkan kantong itu ke tanganku, memaksaku mengambilnya
lalu dia membuka mulutnya, menunjukkan lidahnya yang pendek
seakan-akan memohon pengertian bahwa ia tidak bisa bicara
aku memakluminya dan segera merangkulnya dengan rasa haru
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!