Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gerhana Bulan

25 Juli 2015   18:18 Diperbarui: 25 Juli 2015   18:18 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Rembulan bisu mengambang di balik tirai samar

Perlahan lenyap ditelan gelap ruang kamar

Dalam pagut panjang bibir rindu yang bergetar

Seberkas sinar penunjuk jalanmu memudar

Dibuai waktu, di sawah ladang rerumputan meliar

 

Di ufuk langit, bulan lenyap dibekap gelap gerhana malam

Rindu demi rindumu bercengkrama bebas di atas tilam

Sepasang kekasih saling berpelukan erat di balik pohon palm

Saling menggenggam erat bara api dahaga hingga padam

Padam oleh tikam maut belati dewata malam yang menghujam!

 

Merpati putih yang terbang jauh kembali pulang

Membawa bangkai sampan yang karam ditangan petualang

Angin barat menghembus nilai-nilai timurmu bagai layang-layang

Mematahkan jemari lentik melati suci yang tumbuh menjulang

Elang garang, menggiring hatimu terbang ke puncak gelombang!

 

Gerhana malam,  rembulan terkulai pucat pasi di atas lantai

Tangan-tangan birahi terjulur bagai lidah srigala liar, menjuntai

Menanggalkan  berlapis lembaran pakaian tidurmu helai demi helai

Simfoni malam pun mengalun, bergema ke bukit-bukit dan ngarai

Memanggil datangnya bencana alam yang selalu saja mengintai!!!

 

Btm2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun