Di era  teknologi seperti sekarang, perubahan paradigma global terhadap profesi impian juga semakin beragam. Salah satu profesi yang sejak lama dianggap prestisius dan stabil adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) atau dulu yang kita kenal sebagai PNS.Â
Namun, pertanyaannya muncul, masihkah ASN menjadi profesi impian generasi Z?
ASN, dengan segala konotasinya, telah lama dianggap sebagai jalur karier yang menjanjikan dan memberikan stabilitas finansial bagi individu yang memilihnya.Â
Namun, dalam konteks zaman yang terus berkembang, apakah daya tarik profesi ini masih tetap memikat? Bagaimana generasi Z melihat profesi ASN?
Generasi Z, yang kini semakin banyak memasuki dunia kerja, menunjukkan karakteristik unik yang membedakannya dari generasi sebelumnya.Â
Dengan tingkat kenyamanan yang tinggi dalam menggunakan teknologi dan kepedulian terhadap keberagaman di lingkungan kerja, generasi ini membawa dinamika baru dalam paradigma pekerjaan.
Mengutip The Conversation, riset yang dilakukan oleh Tim Penelitian Pusat Karier di Universitas Andalas dan Tanoto Foundation pada tahun 2021 memberikan wawasan menarik terkait preferensi Generasi Z terhadap jenis pekerjaan atau tempat kerja.Â
Survei daring yang melibatkan lebih dari seribu responden mahasiswa semester 5-9 dari berbagai provinsi di Indonesia mengungkapkan fakta menarik terkait minat mereka terhadap beberapa pilihan karier.
Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah penurunan minat terhadap pekerjaan dalam sektor Aparatur Sipil Negara (ASN).Â
Dugaan umum selama ini, bahwa pekerjaan seperti ASN kurang diminati oleh Generasi Z, ternyata terjawab melalui data pendaftaran seleksi calon ASN tahun 2022.
Pada tahun tersebut, total pendaftar seleksi ASN turun menjadi sekitar 4 juta orang, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 4,2 juta orang.Â
Bahkan, angka ini belum memenuhi target Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang menetapkan 5 juta pendaftar.Â
Seiring dengan itu, pengumuman pengunduran diri sekitar 100 orang peserta seleksi, mayoritas dari Generasi Z, memberikan gambaran bahwa minat terhadap profesi ASN dapat mengalami penurunan yang signifikan.
Faktor lain juga mungkin ikut ambil bagian pada penurunan minat tersebut.
Contoh kasus, saya adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta. Selama ini, sebagai mahasiswa saya lebih ditekankan pada jiwa kewirausahaan.
Sehingga sudut pandang yang didapat adalah sudut pandang untuk membuat bisnis atau berwirausaha, which is hal ini juga bukan sesuatu hal yang salah.
Perkembangan ini membuka pintu diskusi tentang faktor-faktor yang mungkin memengaruhi pergeseran preferensi ini.
Mulai dari perubahan nilai-nilai generasi, pandangan terhadap stabilitas pekerjaan, hingga daya tarik sektor swasta yang cenderung lebih dinamis.
Menanggapi pertanyaan di atas, menurut pandangan saya sebagai anggota Generasi Z, ada beberapa hal yang dapat menjadi daya tarik bagi kami untuk memilih dan tetap berkarier pada satu profesi:
1. Budaya Kerja yang Menerima Ide dan Gagasan:
Saya cenderung lebih tertarik pada lingkungan kerja yang mendorong pertukaran ide dan gagasan di semua tingkatan.Â
Gen Z lebih menyukai konsep kerja terbuka di mana setiap orang, tanpa memandang posisi, dapat berkomunikasi secara efektif dan merasa bebas untuk menyuarakan pendapat.
Kesan ini belum ditampilkan pada profesi ASN, mengingat pada praktiknya ASN memiliki struktur tingkatan jabatan yang melekat dan hal ini menciptakan kesan kaku.
2. Iklim Kerja Fleksibel dengan Teknologi Digital:
Bagi saya, pentingnya fleksibilitas dalam bekerja didukung oleh teknologi digital itu merupakan daya tarik lebih. S
aya lebih memilih lingkungan kerja yang memungkinkan saya bekerja secara fleksibel dan memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan dalam pekerjaan.
3. Jam dan Lokasi Kerja yang Fleksibel:
Kebijakan jam dan lokasi kerja yang fleksibel juga bisa menjadi pertimbangan dalam memutuskan untuk tetap berkarier dengan profesi tersebut.Â
Saya percaya bahwa keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional sangat penting, dan perusahaan atau lembaga yang menyadari hal ini pasti lebih menarik bagi Gen Z.
4. Pemanfaatan Teknologi untuk Stabilitas Pekerjaan:
Tentunya, pemanfaatan teknologi modern tidak hanya membuat pekerjaan lebih efisien tetapi juga memberikan gambaran bahwa perusahaan atau instansi tersebut memahami dinamika zaman dan siap beradaptasi.
5. Membuat Tempat Kerja Menjadi Tempat Idaman:
Sebagai anggota Generasi Z, saya cenderung tertarik pada perusahaan yang membangun citra positif melalui media sosial dan website mereka.Â
Cara perusahaan menyampaikan nilai-nilai mereka dan upaya khusus untuk menarik minat kami memiliki pengaruh besar terhadap ketertarikan saya terhadap suatu pekerjaan.
***
Dalam penurunan minat profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) dari pandangan Generasi Z, terdapat celah untuk menjembatani nasalah yang mungkin muncul.Â
Meskipun profesi ASN sering kali dianggap sebagai pekerjaan yang membosankan dan kaku, kita bisa menemukan potensi perubahan positif dengan mengadaptasi beberapa aspek di atas.Â
Upaya tersebut adalah kunci untuk menjadikan profesi ASN tetap relevan, menarik, dan memenuhi ekspektasi Generasi Z.
(*B/A)
Referensi:
- Dzulfikar, L. T. (n.d.). Data Bicara: Lebih dari 55% calon pekerja Generasi Z ingin menjadi PNS atau pegawai BUMN. The Conversation. https://theconversation.com/data-bicara-lebih-dari-55-calon-pekerja-generasi-z-ingin-menjadi-pns-atau-pegawai-bumn-193121
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H