Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gak Bahaya Tah Nambah Kedalaman Sumur Bor untuk Mencari Air Tanah?

30 Oktober 2023   11:42 Diperbarui: 31 Oktober 2023   14:03 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggalian sumur bor. (Kompas.id/Kornelis Kewa Ama)

Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa kegiatan sederhana seperti menggali sumur bor dalam pencarian air bersih bisa membawa risiko besar bagi lingkungan sekitar. 

Saya teringat dengan dua peristiwa yang baru-baru ini viral di media sosial, di Pasirlaja, Bogor, dan Pamotan, Rembang, yang memberikan konsekuensi tragis dari pencarian air tanah yang mungkin tak sesuai prosedur.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Pengeboran yang dilakukan demi memperoleh sumber air bisa berujung pada hasil yang tidak diinginkan. 

Apa yang tampak sebagai solusi sederhana dalam mencari air bersih bisa berubah menjadi bencana nyata ketika gas beracun muncul dari sumur yang digali. 

Hal ini memberikan pemahaman yang dalam bahwa proses ini bukanlah sekadar mencari air, tapi juga melibatkan pemahaman mendalam mengenai tanah, geologi, dan bahaya yang terkandung di dalamnya.

Bagi sebagian orang, penggalian sumur mungkin terlihat sebagai pilihan terbaik di tengah kesulitan mendapatkan air, terutama selama musim kemarau. 

Namun, kejadian ini menunjukkan pentingnya kehati-hatian ekstra dalam melakukan proses ini. 

Kita harus lebih berhati-hati dalam memahami kedalaman yang aman untuk mengebor sumur, dan jika tidak menemukan sumber air pada kedalaman tertentu, membuat sumur baru mungkin menjadi opsi yang lebih aman daripada memperdalam sumur yang sudah ada.

Menariknya, permasalahan ini bersamaan dengan perhatian pemerintah dalam menjaga keberlanjutan sumber air tanah. 

Pada bulan September tahun ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandatangani Keputusan tentang Standar Penyelenggaraan Persetujuan Penggunaan Air Tanah. 

Aturan ini mengamanatkan bahwa izin penggunaan air tanah dari sumur bor atau galian diperlukan untuk menjaga kontrol dan konservasi air tanah.

Mengajukan izin penggunaan air tanah diperlukan selain untuk menjaga konservasi air tanah, di sisi lain juga untuk menghindari kejadian seperti di atas. 

Semua ini menunjukkan bahwa penggunaan air tanah bukanlah hal sepele, melainkan sebuah tanggung jawab serius yang harus dilaksanakan dengan teliti dan penuh pertimbangan.

Kita perlu memahami bahwa langkah-langkah sederhana seperti menggali sumur untuk mencari air memiliki potensi risiko yang harus dipertimbangkan secara hati-hati. 

Bukan hanya tentang mendapatkan air, tapi juga tentang keselamatan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Sebuah Kegiatan Sederhana yang Berujung Tragis


Kembali ke kasus  di atas, peristiwa pertama terjadi di Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sebuah video yang diunggah di media sosial menampilkan gas yang menyembur dari sumur bor yang sedang digali oleh warga. 

Mereka berharap menemukan sumber air bersih untuk mengatasi kekeringan yang melanda. Namun, yang mereka temukan bukanlah air, melainkan gas beracun yang menyembur ke udara.

Dalam video tersebut, kita bisa melihat seorang perekam yang dengan khawatir menunjukkan lokasi pengeboran sambil berteriak, "Pengeboran... pengeboran." 

Warga lainnya juga terlihat berada tidak jauh dari lokasi tersebut. Terbayang betapa mengerikannya situasi tersebut, di mana seharusnya mencari air menjadi tindakan yang memberikan harapan, tapi malah berakhir dengan ancaman gas beracun.


Peristiwa kedua terjadi di Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pemilik sumur bor, Abu Rosidin, merasa bingung dengan kemunculan gas berapi yang diduga disebabkan oleh pengeboran sumur yang dilakukan dengan kedalaman mencapai 50 meter. 

Semua bermula saat dirinya sedang membutuhkan air bersih karena terdampak kemarau panjang. Mungkin, dia hanya ingin mencari cara untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. 

Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengebor tanah sedalam 50 meter untuk mencari mata air. Namun, tindakan sederhana itu berubah menjadi mimpi buruk. 

Gas berapi tiba-tiba muncul dari pipa sumur bor, mengancam seluruh keamanan dan keselamatan penduduk sekitar. 

Pentingnya Kehati-hatian dalam Pengeboran Sumur

Peristiwa-peristiwa ini adalah pengingat yang sangat berharga tentang betapa pentingnya kehati-hatian dalam proses pengeboran sumur. 

Penggalian sumur bor adalah upaya yang umum dilakukan di banyak wilayah di Indonesia, terutama selama musim kemarau panjang. 

Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan, dan banyak komunitas pedesaan mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Namun, kejadian ini mengingatkan kita bahwa pencarian air bersih tidak boleh dilakukan dengan sembrono. Sebuah tindakan yang kelihatannya sederhana seperti menggali sumur harus didasari oleh pemahaman yang mendalam akan risiko dan konsekuensinya. 

Penggalian sumur harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang, tidak hanya untuk mendapatkan air tetapi juga untuk mempertimbangkan keamanan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pengeboran.

Kita perlu memahami bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik geologis yang berbeda. Itu sebabnya, tidak ada patokan pasti dalam menentukan kedalaman sumur bor yang aman. 

Namun, terlalu dalamnya pengeboran dapat membuka kemungkinan bagi gas beracun atau bahkan material yang berbahaya bagi lingkungan.

Berdasarkan pengalaman dari kedua kejadian tersebut, kita bisa belajar bahwa proses pengeboran sumur harus dilakukan dengan cermat. 

Jika hingga kedalaman tertentu belum ditemukan air, maka lebih bijak untuk membuat sumur baru daripada memperdalam sumur yang sudah ada. Stidaknya, ini akan membantu dalam mengurangi risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Selain itu, pemerintah juga telah merespons kekhawatiran terkait penggunaan air tanah melalui regulasi yang lebih ketat. 

Keputusan Menteri ESDM tentang Persetujuan Penggunaan Air Tanah menjadi upaya pemerintah untuk menjaga kontrol dan konservasi air tanah. 

Adanya aturan ini diharapkan dapat mengurangi potensi pengeboran sumur yang sembrono, serta memberikan kejelasan mengenai tanggung jawab dalam penggunaan sumber daya alam.

Regulasi dan Proses Pengajuan Izin Penggunaan Air Tanah

Pentingnya izin penggunaan air tanah dari sumur bor atau galian menjadi perhatian serius, terutama setelah kejadian yang menimpa Pasirlaja dan Pamotan. 

Aturan baru yang dikeluarkan memperkuat kebutuhan akan prosedur yang benar dalam penggunaan sumber daya alam ini.

Mengajukan izin penggunaan air tanah ternyata bukanlah hal yang mudah. Sejumlah dokumen harus disiapkan dengan cermat sebelum permohonan diajukan. 

Identitas pemohon, alamat lokasi pengeboran, koordinat rencana titik pengeboran, dan bukti kepemilikan tanah merupakan sebagian kecil dari dokumen yang harus dipenuhi. 

Dalam proses ini, seseorang harus memastikan bahwa segala dokumen pendukung terkait kepemilikan tanah dan lingkungan telah terpenuhi. 

Hal ini merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa penggunaan air tanah dilakukan dengan bertanggung jawab.

Selain itu, permohonan izin penggunaan air tanah juga harus dilampiri dengan rencana jumlah debit pengambilan air tanah dalam satuan meter kubik per hari, serta rencana peruntukan penggunaan air tanah. 

Ini merupakan upaya untuk memastikan bahwa penggunaan air tanah tidak melebihi kapasitas yang sudah ditetapkan serta diarahkan pada tujuan yang lebih produktif dan aman.

Mengintip Masa Depan yang Lestari

Berdasarkan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi dan upaya pemerintah dalam mengatur penggunaan air tanah, kita menjadi semakin sadar akan pentingnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar. 

Proses sederhana seperti menggali sumur bor untuk mencari air harus dilakukan dengan cermat, pertimbangan, dan tanggung jawab.

Pemahaman yang lebih dalam tentang karakteristik geologi suatu wilayah akan sangat membantu dalam mengurangi risiko yang mungkin timbul akibat pengeboran yang tidak hati-hati. 

Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menegakkan regulasi yang lebih ketat dalam hal penggunaan sumber daya alam, terutama terkait penggunaan air tanah.

Tentunya, hal ini menjadi peringatan bagi kita semua. Kesadaran akan lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam menjadi hal krusial dalam memastikan bahwa tindakan kita tidak merugikan lingkungan di sekitar kita. 

Air adalah sumber kehidupan, dan bagaimanapun caranya, kita harus berusaha menjaga keberlangsungan dan ketersediaan air bagi kehidupan kita dan generasi yang akan datang.

***

Mari kita bersama-sama menjadi bagian dari solusi. Kita bisa melakukan hal-hal sederhana seperti menggunakan air tanah dengan tidak berlebihan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya memperlakukan sumber daya alam dengan penuh tanggung jawab.

Semoga peristiwa-peristiwa seperti di atas dapat menjadi titik awal bagi kesadaran dan tindakan yang lebih bijak terhadap lingkungan di sekitar kita.

(*B/A)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun