Bisa berbagi tips bagaimana cara memakai bumbu merah ini ?
Daging direndam dimarinade dibumbu, lalu dibakar, bumbu tadi masih sisa sedikit, untuk diolesi pada tahap terakhir. Dan tidak ada campuran lain pada bumbu ini. Timing membakar memang itu sesuai selera.Â
Satu dan yang lainnya tidaklah sama. Pernah suatu kali pemilik D'Cost resto datang ketempat saya menyarankan untuk memakai mesin bakar, agar bisa memproduksi lebih banyak.
Tapi saya bilang, Sate Ratu ini lebih mengedepankan cita rasa indonesia asli, yakni: dibakar. Dan itu kalau memang tidak bisa diproduksi secara massal, tidak masalah bagi saya. Karena saya memang menghendakinya. Saya juga memposisikan Sate Ratu dikenal dibanyak tempat jadi saya banyak ikut event, seperti: BEKRAF, KECAP BANGO dsb.
Kenapa Pak Budi milihnya kok daging ayam sebagai bahan dasar Sate Ratu ?, padahal di indonesia sendiri jenis sate 'kan cukup banyak, ada sate kerang, sate sapi, sate kambing.
Jadi saya tidak mengarah kepada sate ayam merah. Karena dulu kami 'kan punya banyak menu. Ada sate merah, sate lilit, sate kerang dsb. Ada sekitar 18-20 item. Yang kebetulan jadi best seller adalah sate merah dan sate lilit yang kebetulan responya cukup banyak. Jadi lebih berfokus kesitu.
Pak Budi ketika membuka angkringan menerapkan riset pasar, apakah Pak Budi menerapkan riset pasar juga saat membuka sate merah ?
  Jadi sebenarnya Sate Ratu transformasi dari usaha angkringan saya. Apapun kendalanya...maka harus disimplifikasi dan jadilah sate ratu. Tapi yang saya lakukan visibility, mempelajari market, itu saya lakukan saat membuka angkringan.Â
Saya lihat tidak ada produk yang enak dan bagus. Kita pikir dengan banyaknya turis ke jogja, saya harus bikin sesuatu yang bisa mengambil itu sebagai pasar.
Waktu itu tahun berapa Pak Budi ?
Kalau sate ratu itu maret 2016, maka usaha saya angkringan kala itu adalah juli 2015.