Aksa : "aduh! Aing tuh baru dateng ya, bisa teu sih santai"
Gilang: "hehe.. maaf atuh, itu tadi Bianca maneh"
Aksa: "bilang aja aing gak mau ketemu"
Begitulah kehidupanku di sekolah, selain disegani, banyak juga wanita yang mendekatiku hanya karena mengincar apa yang aku punya, aku tidak begitu perduli dengan mereka, bahkan aku selalu menghiraukan mereka.
Gilang: "yaudah atuh, antep weh, kita ke kantin aja weh nyamper si Toni sama Restu"
Aksa: "duluan weh, aing naro tas dulu"
Gilang: "oke"
Di sekolah ini, aku mempunyai tiga teman baik, yaitu Gilang, Toni, dan Restu. Aku sangat yakin mereka berteman denganku bukan karena harta yang aku punya, tetapi mereka berteman denganku karena mereka tulus ingin berteman denganku tanpa berharap apapun, kadang kalau aku merasa kesepian, mereka yang menemaniku di rumah. Mereka sudah menjadi keluarga keduaku setelah orang tuaku walaupun mereka jarang atau bahkan tidak pernah meluangkan waktu yang mereka punya untuk anak semata wayangnya, setiap bertemu, hanyalah tuntutan kepadaku agar ketika mereka tua, aku harus bisa menjalankan dan melanjutkan semua usaha yang mereka miliki sekarang.
"KRIINGGGG... KRINGGGG"
Bel sekolah berbunyi menandakan bahwa jam pembelajaran di sekolah sudah usai.
Toni: "hayu maen ah, gabut"