Mohon tunggu...
BELLA SINTA CLAUDIA
BELLA SINTA CLAUDIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Keperawatan

Fakultas Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi Sex Bukan Tabu

24 Agustus 2023   08:35 Diperbarui: 24 Agustus 2023   08:36 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak yang mengetahui atau memahami pendidikan seks atau pendidikan seksual

dapat menyikapi peristiwa dengan tepat.

84 persen remaja antara usia 12 dan 17 belum mendapatkan pendidikan seks,

menurut penelitian tentang kesehatan seksual dan reproduksi yang dilakukan oleh

Durex Indonesia, dan sebagian kecil dari mereka yang mengakui bahwa pendidikan

seks mereka tidak memadai. Hal ini terjadi karena mayoritas pendidikan seks yang

tersedia secara eksklusif mencakup seks di luar nikah. Tingkat kehamilan remaja

dan penyebaran PMS tidak berkurang dengan program pantang saja atau

pendidikan seksualitas yang semata-mata mendidik anak untuk menunggu sampai

menikah sebelum melakukan aktivitas seksual. Dengan kata lain, mereka terus

tertarik pada seks.

Menurut Ni Luh Putu Maitra Agastya, peneliti senior PUSKAPA Universitas

Indonesia, "Yang harus menjadi fokus adalah bagaimana memberdayakan dan

mempersiapkan anak dan remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab

yang dapat mengambil keputusan secara mandiri. Bukan sebagai upaya untuk

'mensterilkan' anak dari perilaku berbahaya, tambahnya."Persetujuan dan apa

artinya dalam konteks anak muda perlu dibahas lebih lanjut," Tujuan pendidikan

seksualitas untuk anak dan remaja adalah untuk membantu mereka

mengembangkan perasaan dan kapasitas mereka untuk tanggung jawab sehingga

mereka dapat mengambil keputusan tentang seksualitasnya berdasarkan

pengetahuan dan moral yang dapat diandalkan.

menurut Dr. Hasto Wardoyo, Direktur BKKBN, Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional. Dengan mendidik masyarakat tentang perubahan

biologis, psikologis, dan sosiokultural yang terjadi sebagai akibat pertumbuhan dan

perkembangan manusia, pendidikan seksual bertujuan untuk menghindari

penyimpangan seksual. Pendidikan seksual terutama merupakan upaya untuk

menyebarkan kesadaran akan fungsi alat kelamin dan menanamkan moral, etika,

dan tekad untuk tidak menyalahgunakannya (Permatasari, 2011).

Gaya pendidikan interaktif, yang sering dikenal dengan belajar sambil bermain,

memanfaatkan modul anatomi, dongeng, dan aktivitas roda berputar.

Hasil studi tentang "Pelaksanaan Pendidikan Seks Berbasis Sekolah" menunjukkan

bahwa program-program tersebut meningkatkan pemahaman siswa, mengubah

sikap mereka tentang seks pranikah, dan menurunkan keinginan mereka untuk

melakukannya. Hal ini dapat membantu mencegah kasus pernikahan anak yang

disebabkan oleh kehamilan terkait seks pranikah yang terjadi di luar pernikahan.

Karena respon setiap daerah di Indonesia terhadap pendidikan seksual berbeda-

beda, maka pendidikan kesehatan reproduksi harus diubah berlapis-lapis agar

sesuai dengan kurikulum sekolah. Ini termasuk mempertimbangkan tingkat penting

dan rentang usia di setiap lokasi. Untuk menghindari penolakan di masyarakat, cara

pendistribusian yang tidak vulgar juga harus diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun