Pengertian Asbabun Nuzul
Mengutip buku Asbabun Nuzul karya Ach. Fawaid, asbabun nuzul berasal dari dua kata, yaitu asbab dan nuzul. Asbab artinya "karena", "sebab", "lantaran". Kemudian, nuzul mengandung arti "turun".Secara bahasa, asbabun nuzul didefinisikan sebagai sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Istilah ini hanya digunakan untuk sesuatu yang berkaitan dengan sebab-sebab turunnya al-quran. Di sisi lain, Muhammad Abdul Azim az-Zarqani berpendapat bahwa asbabun nuzul adalah suatu peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran yang kemudian menjadi penjelas hukum ketika peristiwa itu terjadi.
Asbabunnuzul berasal bentuk idhafah lafal asbab dan nuzul. Asbabunnuzul secara asal usul kata memiliki makna yakni sebab-sebab yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu. Dalam hal ini, asbabunnuzul lebih khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur'an.
Meskipun demikian, tidak semua ayat dalam kitab suci umat Islam tersebut memiliki asbabun nuzul, sebagai contoh beberapa wahyu yang mengisahkan para nabi-nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad Saw. Syekh Muhammad Abdul Azim Az-Zarqani, seorang ulama bidang Al-Qur'an berpendapat bahwa asbabun nuzul merupakan hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan turunnya ayat Al-Qur'an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi.
Macam-macam Asbabun Nuzul
1. Ta'addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
Asbabun nuzul Ta'addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Ada kalanya wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab, misalnya turunnya Q.S. Al-Ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi:
"Katakanlah:"Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan tiada pula di peranakkan. Dan tiada seorang pun yang setara dengan dia. Surat tersebut diturunkan untukÂ
menanggapi orang-orang musyrik Mekkah sebelum Nabi SAW melakukan hijrah. Ayat itu juga diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah usai Rasulullah hijrah.
2. Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid
Asbabun nuzul Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid merupakan satu sebab yang mendasari turunnya beberapa ayat. Misalnya, Q. S. Ad-dukhan ayat 10, 15, dan 16, yang berbunyi:
"Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata," (QS. Ad-Dukhan: 10)
"sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)," (QS. Ad-Dukhan: 15)
"(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan," (QS. Ad-Dukhan: 16)
Asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut terjadi ketika kaum Quraisy durhaka kepada Rasulullah SAW. Beliau berdoa agar mereka merasakan kelaparan seperti yang pernah terjadi pada zaman nabi Yusuf. Akhirnya, kaum Quraisy menderita kekurangan hingga mereka makan tulang. Kaum tersebut pun mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta pertolongan. Maka Rasulullah SAW berdoa agar diturunkan hujan. Hujan turun setelah Nabi Muhammad SAW berdoa, namun kaum Quraisy kembali sesat dan durhaka. Kemudian, turunlah riwayat yang menjelaskan bahwa siksaan akan turun ketika Perang Badar.Â
Fungsi Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul memiliki peran penting dalam kaitannya seseorang memahami ayat Al-Qur'an. Apabila seseorang akan menafsirkan ayat Al-Qur'an, terlebih lagi mencapai pengertian yang baik, memahami asbabunnuzul berkedudukan penting. beberapa fungsi tentang pengetahuan asbabunnuzul dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an sebagai berikut:
Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara' terhadap kepentingan umum, tanpa membedakan etnik, jenis kelamin, dan agama.
Mengetahui asbab an-nuzul membantu memberikan kejelasan terhadap beberapa ayat.
Pengetahuan asbab an-nuzul dapat mengkhususkan (takhsis) hukum terbatas pada sebab, terutama ulama yang menganut kaidah (khusus as-sabab) sebab khusus.
Asbabunnuzul dapat membantu memahami apakah ayat berlaku umum atau khusus dan bagaimana penerapannya.
Asbabunnuzul mempermudah orang dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dan memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan, sebab mengetahui turunnya.
Urgensi dan Kegunaan Asbabun Nuzul
 Asbab an-nuzul mempunyai arti penting dalan menafsirkan al-qur'an. Seseorang tidak akan mencapai pengertian yang baik jika tidak memahami riwayat asbab an-nuzul suatu ayat. Al-Wahidi (W.468H/1075M.) seorang ulama klasik dalam bidang ini mengemukakan; "pengetahuan tentang tafsir dan ayat-ayat tidak mungkin, jika tidak dilengkapi dengan pengetahuan tentang peristiwa dan penjelasan dengan turunnya suatu ayat. Sementara ibnu daqiq al-id menyatakan bahwa penjelasan asbab an-nuzul Merupakan salah satu jalan yang baik dalam rangka memahami al-qur'an. Pendapat senada di ungkapkan oieh ibnu taimiyah bahwa mengetahui asbab annuzul akan menolomg seorang dalam upaya memahami ayat, karena pengetahuan tentang sebab akan melahirkan pengetahuan tentang akibat.
Pemahaman asbab an-nuzul akan sangat membantu dalam memahami konteks turunnya ayat. Ini sangat penting untuk menerapkan ayat-ayat pada kasus dan kesempatan yang berbeda Peluang terjadinya kekeliruan akan semakin besar jika mengabaikan riwayat asbab an-nuzul. Muhammad chirzin dalam bukunya: al-qur'an dan ulum al-qur'an menjelaskan, dengan ilmu asbab an-nuzul. Pertama, seorang dapat mengetahui hikmah di balik syariat yang di turunkan melalui sebab tertentu.Kedua, seorang dapat mengetahui pelaku atau orang yang terlibat dalam peristiwa yang mendahului turunnya suatu ayat.Ketiga, seorang dapat dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau umumdan dalam keadaan bagaimana ayat itu mesti di terapkan.
Asbab an-nuzul adakalanya berupa kisah tentang peristiwa yang terjadi, atau berupa pertanyaan yang di sampaikan kepada rasulullah untuk mengetahui hukum suatu masalah, sehingga al-qur'an pun sesudah terjadi peristiwa atau pertanyaan tersebut. Seorang guru sebenarnya tidak perlu membuat suatu pengantar dengan sesuatu yang baru dan di pilihnya; sebab bila ia menyampaikan sebab asbab an-nuzul, maka kisahnya itu sudah cukup untuk membangkitkan perhatian, minat menarik memusatkan potensi intelektual dan menyiapkan jiwa anak didik untuk menerima pelajaran, serta mendorong mereka untuk mendengarkan dan memperhatikannya. Mereka segera dapat memahamai pelajaran itu secara umum dengan mengetahui asbab an-nuzul karena di dalamnya terdapat unsur-unsur kisah yang menarik. Dengan demikian jiwa mereka terdorong untuk mengetahui ayat apa yang rahasia perundangan dan hukum-hukum yang terkandung didalamnya, yang kesemua ini memberi petunjuk kepada manusia kejakan kehidupan lurus, jalan menuju kekuatan kemuliaan dan kebahagiaan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI