Mohon tunggu...
Belinda Muflihaniardi
Belinda Muflihaniardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Penulis merupakan mahasiswa Universitas Airlangga yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gencarnya Kemajuan Teknologi Robot Berimbas pada Pekerja, Akankah Prospek Kinerja Administrasi Publik Terancam?

30 Maret 2023   14:46 Diperbarui: 30 Maret 2023   14:54 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

            Tahun 2023 merupakan era dimana manusia hidup berdampingan dengan teknologi. Dengan kata lain, manusia tidak akan bisa hidup lepas dari teknologi. Era tersebut dinamakan sebagai era society 5.0. Kemajuan teknologi ini berimbas pada semua sektor kehidupan seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan. Manusia sebagai agen utama yang menjalankan sistem kehidupan tidak boleh lengah akan perkembangan teknologi tersebut. Mereka dituntut untuk berdaya saing tinggi, agar tidak mudah dikalahkan oleh yang lain. Apabila manusia bersikap pasrah tanpa ada usaha untuk bisa maju, kelak dia akan dikalahkan oleh teknologi itu sendiri. Maka perlu adanya kesadaran diri bahwa teknologi hanya hadir sebagai pendamping hidup manusia saja, bukan sebagai penguasa kehidupan manusia. Teknologi tidak akan bisa menjadi penguasa apabila dalam jiwa tiap manusia tertanam jiwa ambisi yang tinggi. Dengan adanya ambisi yang baik, manusia bisa saling berlomba-lomba untuk menciptakan suatu inovasi atau karya baru yang lebih sempurna daripada karya sebelumnya.  

            Pada tahun 2019 tepatnya di Bulan November, Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia, Joko Widodo menjelaskan bahwa sistem birokrasi di Negara Indonesia harus diubah agar bisa sesuai dan mengikuti perkembangan zaman. Beliau mengatakan bahwa pergantian sistem birokrasi dilakukan dengan bantuan dari robot (artificial intelligence). Bapak Jokowi percaya bahwa dengan diubahnya sistem birokrasi ini, maka dapat berjalan dengan lebih lancar dan praktis daripada sebelumnya. Perkembangan sistem inovasi ini dapat ditandai dengan menurunnya jumlah pegawai negeri sipil di Indonesia. Berdasarkan kutipan yang diambil dari buku statistik ASN per bulan Juni 2021, menyebutkan bahwa terdapat 4.593.604 orang pegawai negeri sipil yang aktif pada tahun 2015. Kemudian pada tahun 2021 mengalami penurunan menjadi 4.081.824 orang. Hal tersebut bisa terjadi karena diakibatkan oleh pergantian tenaga kerja. Yang awalnya menggunakan tenaga manusia menjadi tenaga mesin/robot.

Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk memotivasi setiap elemen masyarakat khususnya yang bergerak dalam lingkup administrasi publik. Supaya manusia selalu tergerak untuk berkembang mengikuti arus perkembangan zaman yang ada. Bukan malah tertinggal bahkan bersikap tidak acuh dengan kemajuan yang ada. Harusnya dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan, manusia merasa beruntung karena hidupnya bisa lebih terbantu. Dari segi informasi, komunikasi, transportasi dan lain sebagainya. Jika sebelumnya manusia hidup dengan kerja keras, maka saat ini dibutuhkan adanya kerja cerdas. Selain itu tujuan dibuatnya karya tulisan ini adalah sebagai bahan literasi bagi penelitian kedepannya. Dengan memanfaatkan topik yang menggabungkan antara ilmu administrasi publik dengan kemajuan teknologi saat ini.

TINJAUAN PUSTAKA

Gencarnya Kemajuan Teknologi

            Kemajuan teknologi akan selalu berkembang mengikuti pergantian zaman. Pola pikir manusia juga semakin kritis dan inovatif tiap generasinya. Perubahan yang paling besar adalah terletak pada revolusi industri. Dapat dilihat dan dirasakan jika revolusi industri sudah mengalami perubahan sebanyak 5x. Revolusi industri yang pertama disebut sebagai revolusi industri 1.0. Perkembangan ini diawali ketika ditemukannya mesin uap di Inggris pada abad ke-18. Kemudian pada tahun 1870 tenaga mesin uap digantikan oleh tenaga listrik. Hal ini tidak jauh dari kontribusi besar Nikola Tesla dan Thomas Alva Edison. Dengan adanya perubahan bentuk energi ini maka menunjukkan revolusi industri 2.0 telah terjadi. Melalui pergantian dan dijalankannya energi bertenaga listrik ini, para ilmuwan banyak menghasilkan penemuan baru seperti pesawat, mobil, dan senjata perang.

Tahap revolusi industri terus mengalami perkembangan hingga pada akhirnya revolusi 3.0 yang menjadi cikal bakal munculnya teknologi berupa robot dan komputer. Tidak hanya itu terdapat komponen pelengkap lain yang  ditemukan yakni transistor, microchip, dan bahan semikonduktor. Revolusi tahap ini bisa juga disebut sebagai revolusi digital. Setelah ditemukannya beberapa perangkat elektronik pada revolusi 1.0,2.0,3.0, saatnya menyempurnakan penemuan tersebut. Melalui revolusi industri 4.0 tepatnya pada tahun 2000 hingga 2005, jaringan internet mulai mengalami perkembangan dengan kecepatan yang tinggi. Revolusi ini pertama kali dikenalkan oleh ketua eksekutif World Economic Forum (WEF) yang Bernama Klaus Schwab. Revolusi industri 4.0 merupakan hasil perpaduan dari revolusi sebelumnya yakni dengan menggabungkan kemajuan dalam kecerdasan buatan atau artificial intelligence, IoT atau Internet of Things, komputasi umum, dan rekayasa genetika. Tidak hanya itu terdapat penemuan lain seperti bioteknologi, teknologi nanoB, blockchain, teknologi computer kuantum, printer 3D, dan teknologi komputer kuantum. Revolusi terakhir yang ditemukan saat ini adalah revolusi industri 5.0 atau disebut society 5.0. Revolusi ini diperkenalkan oleh Negara Jepang yang kemudian diresmikan pada 21 Januari 2019.

Cara kerja revolusi 4.0 dengan 5.0 tidak jauh berbeda karena sama-sama memanfaatkan tenaga robot. Perbedaannya hanya terletak pada cara penggunaan robot tersebut. Pada revolusi 4.0 mengandalkan bantuan utama berupa artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Sistem tersebut mengandalkan mesin yang telah diprogram sedemikian rupa agar bisa menghasilkan cara berpikir yang sama dengan manusia. Sedangkan pada era society 5.0, manusia dijadikan sebagai elemen utama dalam menjalankan program tapi tetap dibantu oleh teknologi. Tujuan dilakukannya society 5.0 agar manusia terus melakukan inovasi dan menciptakan suatu penemuan baru yang berguna bagi kehidupan manusia kedepannya. Selain itu jika menggunakan manusia sebagai elemen utama maka dapat meminimalisasi terjadinya pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran. Keduanya saling diuntungkan, manusia tetap bisa bekerja bahkan mendapat bantuan dari teknologi. Dan penemuan ilmuwan mengenai teknologi pun tidak sia-sia. Sehingga keduanya bisa bersinergi untuk membangun kesejahteraan bersama.

Teknologi Robot

Pada zaman yang serba digital ini teknologi robot banyak memikat perhatian dari masyarakat terutama para ilmuwan. Setiap ilmuwan selalu berlomba-lomba untuk melakukan penemuan yang unik agar bisa menjadi sejarah bagi peradaban dunia dan berguna bagi kehidupan manusia. Maka dari itu robot diciptakan. Robot adalah jenis teknologi yang paling berguna di dalam kehidupan manusia. Benda tersebut dapat bekerja dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, jasa, dan masih banyak yang lainnya. Dengan adanya robot, manusia bisa melakukan pekerjaan dengan lebih cepat. Selain itu melalui robot, manusia tidak perlu mengeluarkan tenaga yang besar untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun