Mohon tunggu...
Bela Shangrilla
Bela Shangrilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Palangka Raya

Saya senang mengeksplorasi dan mengikuti perkembangan terbaru. Dengan demikian, saya siap untuk terus belajar dan berkembang, serta beradaptasi dengan perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Melemahnya Daya Beli Masyarakat di Tengah Deflasi: Sinyal Merah bagi Perekonomian Indonesia?

7 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 7 Oktober 2024   12:19 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deflasi yang dialami Indonesia sejak Mei 2024 telah menjadi perhatian banyak ekonom dan pembuat kebijakan. IHK atau Indeks Harga Konsumen pada Agustus 2024 berada pada tingkat 106,06 menjadi 105,93 pada September 2024 menunjukkan bahwa harga barang dan jasa secara umum telah menurun. Namun, deflasi bukan hanya merupakan fenomena positif bagi konsumen karena harga yang lebih rendah. Dalam konteks makroekonomi, deflasi dapat menjadi tanda bahaya karena menunjukkan adanya masalah serius dalam permintaan dan konsumsi.

Definisi Deflasi dan Daya Beli Masyarakat

Deflasi merujuk pada penurunan harga barang dan jasa secara keseluruhan dalam suatu perekonomian. Fenomena ini terjadi ketika tingkat harga umum mengalami penurunan, yang biasanya disebabkan oleh berkurangnya permintaan agregat atau meningkatnya pasokan barang dan jasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deflasi adalah peningkatan nilai mata uang yang dapat terjadi akibat pengurangan jumlah uang kertas yang beredar. Meskipun deflasi dapat memberikan manfaat jangka pendek bagi konsumen karena harga barang dan jasa menjadi lebih rendah, dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai masalah ekonomi, seperti penurunan produksi, meningkatnya pengangguran, dan berkurangnya daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakat mengacu pada kemampuan individu atau kelompok untuk membeli barang dan jasa berdasarkan pendapatan yang mereka miliki. Berbagai faktor memengaruhi daya beli ini, termasuk tingkat pendapatan, inflasi, serta harga barang dan jasa. Ketika daya beli masyarakat mengalami penurunan, kemampuan mereka untuk membeli barang dan jasa juga akan berkurang, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Hubungan Deflasi dan Melemahnya Daya Beli Masyarakat

Keduanya memiliki hubungan yang erat. Ketika terjadi deflasi, harga barang dan jasa menurun, yang pada awalnya mungkin terlihat menguntungkan bagi konsumen. Namun, penurunan harga ini sering kali disebabkan oleh penurunan permintaan agregat, yang mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan pendapatan, peningkatan pengangguran, dan ketidakpastian ekonomi.

Data Terkini Deflasi 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024. Berikut adalah data deflasi yang tercatat:

Mei 2024: -0,03%

Juni 2024: -0,08%

Juli 2024: -0,18%

Agustus 2024: -0,03%

September 2024: -0,12%

Pada bulan September 2024, deflasi tercatat sebesar 0,12%, meningkat dari angka deflasi Agustus yang hanya 0,03%. Secara tahunan, Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi 1,84%, menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai 2,12%.

Deflasi ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat sedang dalam kondisi tidak baik. Seperti yang diungkapkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), deflasi yang berkepanjangan ini adalah indikasi yang jelas dari melemahnya daya beli masyarakat. Senior Ekonom INDEF, Didik J. Rachbini, menegaskan bahwa meskipun deflasi dapat terlihat menguntungkan bagi konsumen karena harga yang lebih rendah, kondisi ini sebenarnya mencerminkan masyarakat untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Penyebab Deflasi di Indonesia

1. Penurunan Permintaan Agrega

Salah satu penyebab utama deflasi adalah penurunan daya beli masyarakat, yang mengakibatkan penurunan permintaan barang dan jasa. Ketika masyarakat mengalami kesulitan ekonomi, mereka cenderung mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan terhadap produk menurun. Penurunan permintaan ini langsung berdampak pada harga, yang cenderung turun sebagai respons dari produsen untuk mendorong penjualan.

2. Kelebihan Pasokan

Dalam hal ini apabila tidak seimbang dengan peningkatan permintaan menciptakan kelebihan pasokan di pasar. Ketika produsen terus memproduksi meskipun permintaan menurun, stok barang akan menumpuk. Untuk menghindari kerugian akibat barang yang tidak terjual, produsen sering kali menurunkan harga jual, yang berkontribusi pada terjadinya deflasi.

3. Penurunan Biaya Produksi

Dengan berkurangnya beban biaya produksi, produsen dapat memberikan harga yang lebih murah untuk konsumen. Penurunan biaya ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti peningkatan efisiensi dalam proses produksi atau penurunan harga komoditas global.

Dampak Deflasi Terhadap Perekonomian Indonesia

1. Penurunan Produksi

Ketika permintaan masyarakat menurun, produsen akan merespons dengan mengurangi tingkat produksi mereka. Hal ini dapat menyebabkan penurunan output ekonomi secara keseluruhan. Dengan produksi yang lebih rendah, perusahaan tidak hanya kehilangan potensi pendapatan, tetapi juga terpaksa mengurangi biaya operasional, yang sering kali berarti mengurangi jumlah tenaga kerja.

2. Peningkatan Pengangguran

Penurunan produksi yang disebabkan oleh berkurangnya permintaan sering kali berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketika perusahaan mengurangi produksi, mereka mungkin tidak lagi memerlukan sebanyak tenaga kerja yang ada, sehingga tingkat pengangguran meningkat. Kondisi ini menciptakan siklus negatif di mana pengangguran lebih tinggi menyebabkan daya beli masyarakat semakin menurun.

3. Penurunan Investasi

Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh deflasi dapat membuat perusahaan enggan untuk melakukan investasi baru. Dengan permintaan yang menurun dan prospek ekonomi yang suram, perusahaan cenderung menunda atau membatalkan rencana investasi mereka. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang karena kurangnya inovasi dan pengembangan infrastruktur.

4. Penurunan Pendapatan

Penurunan dalam produksi dan peningkatan pengangguran secara langsung berkontribusi pada penurunan pendapatan masyarakat. Ketika pendapatan menurun, daya beli juga akan terpengaruh, sehingga daya beli semakin memperburuk kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Dampak Jangka Panjang Deflasi
1. Stagnasi Ekonomi
Penurunan produksi dan investasi dapat menyebabkan stagnasi ekonomi, di mana perekonomian tidak tumbuh atau bahkan menyusut. Kondisi ini terjadi karena permintaan yang rendah dan kekurangan investasi yang signifikan, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi.
2. Peningkatan Beban Utang
Deflasi meningkatkan nilai riil utang, yang dapat menyebabkan kesulitan bagi individu dan perusahaan dalam membayar utang mereka. Ketika harga barang dan jasa menurun, nilai uang yang digunakan untuk membayar utang sebenarnya meningkat, sehingga jumlah uang yang dibutuhkan untuk membayar utang yang sama menjadi lebih besar.
3. Penurunan Kepercayaan Konsumen dan Produsen
Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh deflasi dapat menurunkan kepercayaan konsumen dan produsen sehingga dapat memperburuk kondisi ekonomi. Produsen juga mungkin mengurangi produksi karena tidak yakin tentang permintaan di masa depan, yang dapat memperburuk situasi deflasi dan menciptakan lingkaran setan yang sulit diatasi.

Analisis Ahli Ekonomi

Para ahli ekonomi telah memberikan berbagai analisis mengenai deflasi dan dampaknya terhadap daya beli masyarakat di Indonesia. Menurut Yanuar Rizky, pengamat ekonomi, data menunjukkan adanya pelemahan daya beli masyarakat yang tercermin dari penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan aktivitas manufaktur. Selain itu, lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penurunan saldo tabungan juga menunjukkan melemahnya daya beli masyarakat.

Muhammad Faisal dari CORE Indonesia menambahkan bahwa deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut menandakan daya beli masyarakat yang kian melemah. Hal ini terlihat dari tingkat penjualan barang bukan primer yang terus menurun sejak 2023.

Tanggapan Pemerintah

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menyampaikan bahwa deflasi yang terjadi sesuai harapan pemerintah karena berhasil mengendalikan harga pangan yang sempat bergejolak. Namun, beberapa pengamat ekonomi mengkritik tanggapan pemerintah yang dianggap terlalu optimis dan tidak memperhatikan masalah mendasar seperti terganggunya kelas menengah.

Presiden Joko Widodo juga menekankan pentingnya memastikan keseimbangan antara harga yang stabil dan kemampuan produsen untuk terus berproduksi. Pemerintah berupaya untuk memastikan stabilitas harga yang berkelanjutan guna melindungi baik produsen maupun konsumen di seluruh sektor perekonomian.

Upaya Penanganan

1. Kebijakan Moneter

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga, biaya pinjaman akan berkurang, kemudian mendorong individu dan bisnis untuk melakukan pinjaman. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan investasi dan konsumsi, yang pada gilirannya dapat merangsang pertumbuhan ekonomi.

2. Kebijakan Fiskal

Pemerintah juga dapat meningkatkan pengeluaran publik sebagai upaya untuk mendorong permintaan agregat. Dengan meningkatkan anggaran untuk proyek infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, pemerintah tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga pada peningkatan daya beli masyarakat.

3. Kebijakan Non-Moneter

Selain kebijakan moneter dan fiskal, penting juga untuk memperbaiki akses ke pasar dan distribusi barang serta jasa. Dengan memastikan bahwa produk dan layanan tersedia secara merata di seluruh wilayah, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan tanpa harus membayar harga yang tinggi. Ini termasuk upaya untuk mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan efisiensi logistik.

4. Meningkatkan Daya Beli

Untuk secara langsung membantu masyarakat yang terdampak, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan daya beli. Salah satu cara adalah dengan menaikkan upah minimum agar pekerja mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Selain itu, memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang sangat membutuhkan juga merupakan langkah penting untuk memastikan mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut di Indonesia menunjukkan adanya masalah serius dalam perekonomian, terutama terkait dengan melemahnya daya beli masyarakat. Penurunan harga barang dan jasa yang diakibatkan karena penurunan permintaan agregat mencerminkan kondisi ekonomi yang tidak sehat. Dampak negatif deflasi, seperti penurunan produksi, peningkatan pengangguran, dan penurunan investasi, dapat menyebabkan stagnasi ekonomi. Selain itu, Kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, serta upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat, sangat penting untuk memastikan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun