BELA PRATIWI
2014017060/4A2
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Â
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
·  Akun-Akun dan Kelompok-Kelompok Transaksi Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan
  Tujuan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo akun yang dipengaruhi olehÂ
  siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan SAK.
  Terdapat lima kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan:
  1. Penjualan baik secara tunai maupun kredit
  2. Penerimaan kas
  3. Retur penjualan dan pengurangan harga
  4. Penghapusan piutang tak tertagih
  5. Estimasi beban piutang tak tertagih
· Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Serta Dokumen dan Catatan yang Terkait
  Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan-keputusan dan proses-proses yang diperlukan untuk memindahkan
  kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual.
  Jenis-jenis fungsi bisnis:
- Â Â Pemrosesan pesanan pelanggan
       Secara hukum, permintaan pesanan pelanggan merupakan penawaran untuk membeli barang dalam kondisi tertentu
       yang disepakati. Dokumen dalam pemrosesan pesanan pelanggan yaitu permintaan pelanggan dan pesanan penjualan.
   b.   Pemberian kredit
       Sebelum barang dikirim, orang yang memiliki otorisasi yang sah harus menyetujui permohonan kredit dari seorang
       pelanggan.
   c.   Pengiriman barang
       Sebuah dokumen pengiriman barang disiapkan pada saat pengiriman yang dapat dilakukan secara otomatis oleh
       komputer berdasarkan pada informasi pesanan pesanan pelanggan dan disiapkan dokumen pengiriman untuk memulai
       pengiriman barang.
   d.   Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
       Penagihan dengan jumlah yang tepat bergantung pada tagihan pelanggan untuk jumlah yang dikirim pada harga yang
       disahkan. Dokumen-dokumen dalam penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan: faktur penjualan, arsip transaksi
       penjualan, jurnal atau daftar penjualan, arsip utama akun piutang dagang, neraca saldo akun piutang, dan laporan
       penagihan bulanan.
   e.   Memproses dan mencatat penerimaan kas
       Termasuk penerimaan, penyetoran, dan pencatatan kas. Dokumen-dokumen pendukung dalam kegiatan ini antara lain Â
       slip pembayaran, daftar awal penerimaan kas, arsip transaksi penerimaan kas, dan jurnal atau daftar penerimaan kas.
   f.   Pemrosesan pencatatan retur penjualan dan pengurangan harga
       Dokumen yang digunakan dalam proses ini adalah memo kredit serta jurnal retur penjualan dan pengurangan harga.
   g.   Menghapus piutang tak tertagih
       Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tidak dapat ditagih maka perusahaan harus menghapuskannya dan Â
       penghapusan itu dapat ditandai dalam formulir otorisasi piutang tak tertagih.
   h.   Beban piutang tak tertagih
       Prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutang tak tertagih sejumlah nilai tagihan yang
       diperkirakan tidak dapat ditagih.
· Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Penjualan
   a.   Memahami pengendalian internal-penjualan: auditor mempelajari bagan arus klien, menyusun kuesioner, dan pengujian
       penelusuran.
   b.   Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan-penjualan meliputi: pemisahan tugas yang tepat, otorisasi yang tepat,
       dokumen dan catatan yang memadai, dokumen yang telah diberi nomor terlebih dahulu, laporan tagihan bulanan, dan
       prosedur verifikasi internal.
   c.   Menentukan keluasan pengujian pengendalian.
   d.   Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan.
   e.   Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika kondisi penjualan yang dicatat benar-benar
       terjadi, penjualan yang dicatat adalah untuk barang yang tidak pernah dikirimkan ke pelanggan, penjualan dicatat lebih
       dari sekali, pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif, transaksi penjualan yang ada telah dicatat, arah pengujian,
       penjualan telah dicatat dengan akurat, transaksi penjualan telah dimasukkan pada arsip utama dan telah diikhtisarkan
       dengan benar, penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan dengan benar, penjualan dicatat pada tanggal yang benar.
· Merancang dan Menjalankan Susunan Pelaksanaan Prosedur Audit
  Pengubahan dari suatu susunan rancangan program audit pada susunan pelaksanaan program audit, prosedurnya harus
  digabungkan. Hal ini bertujuan untuk: menghilangkan duplikasi prosedur, meyakinkan pada saat sebuah dokumen tertentu
  diperiksa semua prosedur telah dilaksanakan, dan memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur seefektif mungkin.
· Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
  Auditor biasanya menekankan pengujian pengendalian yang membongkar setiap pencurian kas dari penagihan piutang dagang
  yang ditutupi oleh retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif.
· Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Penerimaan Kas
  Auditor harus mengikuti proses: menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit, merancang pengujian
  pengendalian, dan merancang pengujian substantive transaksi. Langkah-langkah metodologi ini: menentukan apakah kas yang
  diterima telah dicatat, menyiapkan pembuktian penerimaankas, dan melakukan pengujian untuk mengungkap lapping dan
  dalam piutangdagang.
· Pengujian Audit Untuk Penghapusan Piutang Tak Tertagih
  Auditor mencegah kecurangan dengan melakukan otorisasi penghapusan piutang yang tepat oleh manajemen yang berwenang
  setelah penyelidikan secara menyeluruh atas alasan pelanggan yang tidak mampu membayar piutang.
· Pengendalian Internal Tambahan Terhadap Saldo Akun Serta Penyajian Pengungkapan
    a.   Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan ditindaklanjuti.
    b.   Kebijakan penghapusan piutang.
· Dampak Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
  Dampak yang paling signifikan terletak pada konfirmasi piutang dagang.
· Ikhtisar
  Langkah-langkah metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi: memahami
  pengendalian internal, mengukur resiko pengendalian yang direncanakan, menentukan keluasan pengujian pengendalian, dan
  merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive.
Â
Sumber:
Elder, Beasley, Arens, Jusuf, 2011, Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), 2 jilid, Salemba 4: Jakarta