Emotional Intelligence
Emotional intelligence mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengendalikan dan mengelola emosinya sendiri serta mampu pula untuk mengendalikan emosi orang lain. Sebelum mengendalikan emosi orang lain, seseorangharus terlebih dahulu mengendalikan emosinya sendiri. Dengan begitu seseorang dapat memengaruhi orang lain dan melakukan pekerjaan bersama.
Judgement And Decision Making
Hal ini dibutuhkan dalam perusahaan bahkan hingga kehidupan pribadi. Bukan hanya kemampuan untuk membuat keputusan dan menilai tetapi juga kemampuan untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Service Orientation
Service orientation ialah mencari berbagai cara untuk membantu orang lain. Jika seseorang mampu membantu orang-orang yang ada didalam tim, maka hal itu bisa menentukan kualitas kepemimpinan orang tersebut. Pemimpin sejati adalah orang yang membantu timnya sukses tanpa meninggalkan siapa pun.
Negotiation
Mencapai kesepakatan yang diinginkan tanpa perdebatan argumen atau perselisihan adalah kunci dari keterampilan negosiasi. Kebanyakan orang gagal membuat kesepakatan yang mereka inginkan, karena kurang dalam keterampilan negosiasi. Skill ini dapat terlatih melalui pengalaman, meeting, dan percakapan dengan orang-orang yang levelnya diatas kita.
Cognitive Flexibility
Cognitive flexibility ialah kemampuan seseorang untuk menangani orang yang berbeda-beda. Pada individu yang berbeda tentunya memiliki pemikiran, ide, tindakan, pendapat, emosi yang berbeda pula maka harus diperlakukan dengan cara yang berbeda pula. Hal ini menjadikan kita harus adaptif untuk berbicara dengan orang yang berbeda. Tentunya hal ini membutuhkan kreativitas, pemikiran logis dan hubungan masyarakat yang baik.
Berkaca dari 10 future skill millenial diatas, dapat disimpulkan bahwa generasi milenial mempunyai potensi yang sangat besar untuk mampu menciptakan perubahan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari penemuan solusi bagi pelestarian kebudayaan di Indonesia yang kini tengah mengalami degradasi.Â
Tantangan sekaligus peluang ini akan dapat dijawab oleh generasi milenial melalui tindakan nyata yang dapat diupayakan melalui berbagai terobosan ide-ide kreatif dengan pemanfaatan teknologi dan relasi. Selain itu, ada potensi luar biasa yang sangat berpeluang untuk merawat dan meruwat kebudayaan dengan lebih tepat, yaitu melalui pelestarian tradisi-tradisi asli nusantara.
Tradisi banyak diartikan oleh para ahli dengan pengertian yang beragam, seperti menurut Van Reusen, tradisi diartikan sebagai sebuah peninggalan, warisan, aturan-aturan, kaidah-kaidah, adat istiadat, dan norma.Â
Selain itu, menurut WJS Poerwadaminto, tradisi yaitu sebagai sesuatau hal yang berkaitan dengan kehidupan di masyarakat secara berkesinambungan, seperti budaya, adat, kebiasaan, serta kepercayaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi dari tradisi adalah suatu adat atau kebiasaan secara turun temurun yang sudah diwariskan sejak nenek moyang dan tetap masih dipertahankan di kalangan masyarakat, karena hal tersebut dianggap bahwasanya yang paling benar.Â
Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya tradisi adalah sesuatu yang sudah diwariskan sejak dahulu oleh nenek moyang secara turun temurun baik berupa prinsip, simbol, benda, material, ataupun kebijakan (Rofiq, 2019).
Salah satu tradisi di masyarakat yang terancam ditinggalkan oleh generasi muda adalah tradisi Mebat. Generasi muda lebih condong minatnya kepada permainan game online daripada mempelajari tradisi mebat.Â