Saya akhirnya jatuh hati pada Montessori. Kenapa? Karena pendekatan ini menempatkan anak sebagai pusat dari proses belajar. Anak-anak diajak untuk belajar sesuai minat dan kemampuan mereka, tanpa tekanan untuk harus cepat-cepat menguasai sesuatu.
Metode Montessori juga menekankan pada kemandirian dan eksplorasi. Anak diberi kebebasan untuk memilih aktivitas yang ingin mereka lakukan, tentunya dengan pengawasan dari guru. Saya suka bagaimana metode ini mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.
Selain itu, lingkungan belajar Montessori dirancang untuk memicu rasa ingin tahu anak. Tidak ada meja dan kursi yang kaku, tetapi ada alat-alat edukasi yang menarik dan mengundang anak untuk berinteraksi.
Hari Pertama di PAUD: Campur Aduk!
Hari pertama Alexa masuk PAUD menjadi pengalaman yang penuh emosi, baik bagi saya maupun dia. Sebagai ibu, ada rasa khawatir, apakah Alexa akan baik-baik saja di lingkungan baru? Apakah dia akan bisa beradaptasi dengan teman-teman dan gurunya?
Ketika kami sampai di PAUD, saya melihat ruang kelas yang penuh warna, dengan alat-alat edukasi Montessori yang tertata rapi. Guru-gurunya menyambut kami dengan senyuman hangat, membuat saya sedikit lebih tenang.
Namun, Alexa tampak ragu-ragu. Ia menggenggam tangan saya erat-erat dan enggan melepaskan. "Alexa mau sama Mama aja," katanya sambil merengek. Saya mencoba membujuknya, menjelaskan bahwa ia akan bermain bersama teman-teman baru dan mencoba hal-hal seru di sana.
Butuh waktu sekitar 30 menit hingga Alexa akhirnya bersedia melepaskan genggamannya. Saya mengintip dari balik pintu, melihat ia mulai bermain dengan balok-balok kayu bersama anak lain. Meski hati saya masih sedikit berat meninggalkannya, saya tahu ini adalah langkah awal yang penting untuk kemandirian dan sosialisasinya.
Perubahan yang Terlihat Setelah Beberapa Minggu
Setelah beberapa minggu, saya mulai melihat perubahan pada Alexa. Ia tampak lebih percaya diri ketika bermain bersama anak-anak lain. Ia juga mulai menunjukkan rasa tanggung jawab, seperti membereskan mainannya sendiri setelah selesai bermain di rumah.
Salah satu hal yang membuat saya terkesan adalah bagaimana metode Montessori mengajarkan anak tentang disiplin tanpa paksaan. Alexa sering bercerita tentang aturan di kelasnya, seperti harus menunggu giliran sebelum menggunakan alat tertentu, atau bagaimana ia diajarkan untuk menyelesaikan satu aktivitas sebelum memulai yang lain.