"Siapa bilang ayah nggak bisa stres saat bayi lahir?"
Pertanyaan ini mungkin terdengar sepele, tapi nyatanya, tidak semua orang sadar bahwa menjadi seorang ayah baru juga bisa membawa tekanan yang luar biasa. Fenomena ini dikenal dengan istilah daddy blues---perasaan cemas, lelah, dan terkadang kewalahan yang sering dirasakan para ayah di awal perjalanan mereka menjadi orang tua. Tapi tahukah sahabat kompasiana? Musik, sesuatu yang terlihat sederhana, ternyata bisa menjadi solusi terapi yang menenangkan, baik untuk ayah maupun bayi.
Cerita dari Malam yang Melelahkan
Bayangkan malam pertama kali bayi kita lahir. Tangisannya memecah keheningan, tubuh kecilnya terasa begitu rapuh dalam gendongan. Sebagai ayah, ada rasa bangga sekaligus takut. Bisa nggak ya saya jadi ayah yang baik? Apa saya mampu mengatasi semua ini? Malam-malam tanpa tidur pun dimulai, dan perlahan, stres ikut menyusup.
Dalam situasi seperti ini, suami saya punya trik sederhana yang ternyata sangat membantu: musik. Setiap kali bayi kami menangis tanpa henti, selain menggendong, ia akan memutar lagu-lagu favoritnya. Kadang lagu slow, kadang lagu dengan ritme lebih cepat, tergantung suasana. Ajaibnya, bayi kami ikut tenang, sementara ia sendiri merasa lebih rileks.
"Ini kayak terapi, tahu nggak," katanya suatu malam sambil tersenyum. "Anak tenang, aku juga nggak terlalu stres."
Apa Itu Daddy Blues?
Sebelum membahas lebih dalam tentang peran musik, mari kita pahami dulu apa itu daddy blues. Selama ini, pembahasan tentang perubahan emosional saat menjadi orang tua baru lebih sering terfokus pada ibu. Padahal, ayah juga bisa mengalami tekanan serupa, meski manifestasinya berbeda.
Beberapa gejala daddy blues meliputi:
* Merasa tidak percaya diri sebagai ayah.
* Kehilangan waktu pribadi dan kebebasan.