Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pernahkah Kamu Melihat Aku?

4 Oktober 2024   20:36 Diperbarui: 5 Oktober 2024   00:42 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.istockphoto.com/id/foto/anak-sekolah-menangis-di-halaman-sekolah-gm1057913464-282721655

Aku hanya terdiam, tubuhku gemetar.

"Hei, lemah! Jawab dong!" Bagas menendang kakiku, membuatku tersungkur ke tanah. "Kenapa diem aja? Nggak ada yang bisa kamu katakan?"

Aku mencoba membuka mulut, tapi suara itu tetap tidak keluar. Suara hatiku berteriak, namun yang keluar hanyalah bisikan, "Tolong..."

"Tolong? Siapa yang mau nolong kamu?" Bagas tertawa sinis, disambut dengan tawa teman-temannya.

---

"Tolong," aku berbisik, hampir tidak terdengar. "Tolong lihat aku."

Tapi tidak ada yang datang.

Hari itu, sesuatu dalam diriku patah. Semua rasa sakit yang kutahan, semua ketakutan yang kupendam, seakan meledak bersamaan. Aku tidak peduli lagi. Aku hanya ingin semuanya berakhir.

Ketika aku akhirnya berdiri, tubuhku gemetar. Aku berlari keluar dari sekolah, melewati gerbang tanpa melihat ke belakang. Aku ingin pergi, jauh dari semua ini. Tapi langkahku terhenti ketika melihat sosok seseorang di depanku.

"Bima!" Itu Bu Retno, guru Bahasa Indonesiaku. Dia menatapku dengan mata terbelalak, melihat ke arah wajahku yang lebam.

"Apa yang terjadi padamu?" tanyanya panik, mendekatiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun