Ica tersenyum samar, meskipun hatinya terasa berat. "Aku paham, Rian. Kadang, kenangan memang lebih baik tetap menjadi kenangan."
Rian mengangguk, lalu berkata dengan nada penuh penyesalan, "Aku nggak akan pernah lupa apa yang kita punya dulu, Ica. Tapi... mungkin ini saatnya kita benar-benar melangkah ke depan."
Ica mengangguk pelan, menahan air mata yang mulai menggenang. Ia tersenyum getir. "Aku mengerti, Rian. Sekarang kita harus benar-benar menutup bab lama dan membuka bab baru."
Rian mencoba tersenyum, meskipun terlihat jelas rasa bersalah di matanya. "Terima kasih, Ica."
Ica menatapnya untuk terakhir kalinya malam itu, sebelum berkata dengan lembut, "Semoga kamu bahagia, Rian. Sampai jumpa lagi."
"Sampai jumpa, Ica," balas Rian sangat pelan.
Mereka pun berbalik, berjalan menjauh satu sama lain. Berpisah dengan perasaan yang campur aduk. Meskipun kenangan lama telah kembali, kenyataan hidup tetap tak bisa dihindari. Lagu yang dulu menjadi simbol cinta mereka kini telah menjadi lagu bagi seseorang yang lain.
Ica pulang dengan perasaan kosong. Di dalam taksi  dia merenung.
"Mungkin memang harus seperti ini. Perpisahan ini, bagian dari perjalanan hidupku, bukan? Lagipula, tanpa kenangan-kenangan itu, aku mungkin takkan pernah belajar... bahwa cinta sejati tidak selalu harus bersatu. Aku berterima kasih padamu, Rian, atas semua yang telah terjadi. Kita mungkin tidak bersama lagi, tapi kamu telah mengajarkanku sesuatu yang sangat berharga. Terkadang, cinta... bukan tentang mempertahankan, tapi tentang merelakan. Merelakan dan melanjutkan hidup, meski tanpa lagu yang dulu pernah mengiringi langkahku. Aku harus kuat. Aku harus belajar melangkah lagi, dengan atau tanpa dia. Karena hidup ini... tak berhenti hanya karena sebuah lagu berakhir. Masih ada melodi lain yang menungguku di depan sana."
Ica menghela napas panjang, merasa lebih tenang dengan pemikiran itu, lalu memandang keluar jendela taksi, melihat lampu-lampu kota yang berkelap-kelip, menyadari bahwa perjalanan hidupnya masih panjang. Ica berterima kasih atas malam reuni yang penuh makna itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H