Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menyibak Selimut Kenangan

4 September 2024   00:01 Diperbarui: 4 September 2024   00:05 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andi terdiam, kemudian menjawab, "Mungkin aku sudah terlalu lama berharap, hingga aku lupa bagaimana caranya percaya lagi."

**

Keesokan harinya setelah kunjungan Paus, Renata menemukan Andi di gereja, duduk sendiri di bangku paling belakang. Ia mendekat dan duduk di sampingnya tanpa berkata apa-apa. Setelah beberapa saat, Andi mulai berbicara.

"Kamu tahu, Renata, aku tadi malam merenung. Aku melihat kembali semua yang terjadi selama kunjungan ini. Dan aku menyadari satu hal---aku telah salah selama ini. Kedatangan Paus mungkin tidak mengubah dunia seketika, tapi itu mengubah satu hal penting. Itu mengubah aku."

Renata tersenyum, "Bagaimana bisa?"

Andi menatap ke depan, ke arah altar. "Selama ini aku begitu fokus pada semua hal buruk yang terjadi, sampai aku lupa bahwa perdamaian dimulai dari dalam diri kita sendiri. Aku terus berharap perubahan besar, padahal yang aku butuhkan hanyalah perubahan kecil dalam hatiku."

Renata menggenggam tangan Andi dengan erat, "Dan itu adalah langkah pertama yang paling penting."

**

Ternyata, seluruh percakapan ini terjadi hanya dalam benak Andi. Ia sedang duduk di bangku gereja, merenung setelah kunjungan Paus selesai. Renata, yang selama ini ia ajak bicara, sebenarnya telah meninggal dalam konflik beberapa tahun sebelumnya. Renata adalah simbol dari harapannya yang hilang, dan kini, dengan kunjungan Paus, Andi merasa menemukan kembali bagian dari dirinya yang sudah lama ia kubur. Kunjungan itu memang tidak mengubah dunia, tetapi itu memberi Andi keberanian untuk memulai perubahan dari dalam dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun