Arman tertawa kecil, merasa sedikit tertipu. "Kamu benar-benar mengujiku?"
Nisa mengangguk. "Yah, semacam itu. Tapi ternyata kamu bisa kompromi juga. Aku suka melihat sisi itu darimu."
Arman menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Kamu benar-benar luar biasa, Nisa. Tapi aku senang kita akhirnya bisa menemukan solusi bersama."
Mereka tertawa bersama, menyadari betapa konyolnya perdebatan mereka tentang mesin cuci. Di balik semua itu, mereka belajar sesuatu yang jauh lebih berharga: bahwa dalam sebuah hubungan, terkadang yang penting bukanlah siapa yang benar atau salah, tetapi bagaimana cara menemukan titik temu dan berjalan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H